Senin, 31 Januari 2022
Berawal dari kegelisahan
Selasa, 18 Januari 2022
PS Bengkulu; Harapan dan doa
Cinta? Ketulusan? Kebanggaan? Itu adalah tiga kata yang sering ditanyakan oleh orang-orang yang belum paham dengan dunia suporter. Banyak orang yang menganggap sepakbola hanyalah permainan biasa. Namun bagi kita yang paham betul dunia suporter dan seluk beluknya, pasti kita menganggap sepakbola lebih dari itu. Ya, lebih dari itu. Sepakbola bukan hanya sekadar permainan 11 vs 11 dalam merebut dan mencetak gol ke gawang lawan. Sepakbola melambangkan romantisme, cinta dan harga diri. Memang berlebihan. Namun itulah kenyataannya.
Berbicara tentang sepakbola, mesti tak luput dari tim legendaris kebanggaan kota tercinta kita. Tidak lain dan tidak bukan adalah PS Bengkulu. Club kebanggan Tobo Kito yang pernah menjadi jawara pada masanya merupakan sebuah identitas lain dari kota Bumi Rafflesia.
PS Bengkulu melambangkan sebuah romantisme yang tidak ditemukan oleh pasangan manapun. Mengantre tiket, bernyanyi bersama dan menikmati senja di kemenangan akhir pekan. Benar-benar romantisme yang nyata. Walaupun sekarang sang legenda Tobo Kito memulai kembali ke liga 3 Indonesia, bukan berarti kita tidak bangga. Kita harus mendukung dengan hati yang penuh rasa percaya. Percaya bahwa PS Bengkulu bisa kembali naik ke liga 2 kompetisi liga Indonesia.
Saat PS Bengkulu berlaga, akan menjadi masa dimana pikiran dan sebuah perjalanan cinta yang tak beralasan ini diperjuangkan dengan penuh rasa bangga. Menang atau kalah hal yang wajar dalam sepak bola dan kita selalu mengamini hal itu.
Suka dan duka selalu mengiringi sebuah perjalanan dalam mengawal tim PS Bengkulu. Rindu? Pasti, tapi semua mungkin sudah dalam fase mengikhlaskan. Namun percaya atau tidak, semua pasti akan terulang kembali, semua pasti bisa berkumpul bersama-sama lagi dan PS Bengkulu tetaplah sebuah klub kebanggan Bumi Rafflesia yang selalu menimbulkan cinta dan kerinduan yang kadang mengalahkan logika bagi yang mencintainya.
Terakhir, selamat bergabung kembali di kompetesi liga 3 Indonesia, semoga namamu selalu menjadi alasan tersenyum bagi seluruh orang yang menyayangimu.
Penulis: Fanni Indra Pratama & Orbital Zanjaya
Buat adikku
Anggutlah dek, yang membawa kita belajar banyak, dari keadaan yang buntu dan kemiskinan yang sungguh-sungguh serta masa lalu yang manis dan sekolah yang susah.
Tapi anggut pula, dek, yang mengangkat kita pada perayaan. Kebersamaan antar tetangga, dan degup jantung yang setiap pesta tahun baru selalu meriah. Anggut dek, yang merayakan kebaikan impian-impian hitam dan harapan kecil yang selalu kamu nantikan. Betapa kesedihan begitu licik, dek, membawa semangat pada putus asa, dan rasa menyerah, dan seterusnya.
Anggutlah dek, yang menyelamatimu atas keberhasilan yang takarnya tak cuma duit dan duit, atau seberapa dikenal namamu, atau seberapa besar rumah kita, namun, seberapa bersungguh-sungguh dirimu pada hal-hal baik, dan betul. Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil!
Dari situlah sisi hidup yang lain. Sisi lain yang mengajak kamu dan aku tumbuh.
***
Melihatmu memakai baju pernikahan pagi ini dalam bathin aku berdoa. Ya Tuhan semoga adikku bisa melewati badai rintangan rumah tangga yang siap datang kapan saja. Dan sepuluh jari inilah langkah awal doaku itu bakal kabul.
Kurasa begini saja. Setelah pernikahanmu nanti jangan melupakan anggut, tempat keyakinan dan keinginanmu selalu jadi kenyataan. Anggut mengharapkanmu selalu sehat dan bisa kembali dengan pencapaian yang kaudapat dengan jerih yang haibat.
Aku sebagai kakakmu merindukanmu dengan perasaan senang, dengan rindu yang akan aku simpan pada sebuah sudut kosong di ruang dapur. Supaya kelak jika kamu kembali, kangen bapak, ibu dan aku ini masih saja terjaga dan tetap syahdu begini. Ya sudah, salam buat suamimu dan rumah barumu..
Kakakmu, Fanni Indra Pratama
PS: Pertama kali tulisan ini kubuat di buku kecil sebagai hadiah ulangtahunmu. Tapi, setelah melihatmu memakai baju gaun seperti pahlawan ratu, aku melanjutkan lagi tulisan ini, seperti yang kamu tahu tiap tulisan punya nyawa dan takdirnya sendiri. Dia tidak mau tinggal di buku kecil saja, dia ingin dibaca, dia merengek minta diunggah. Kebetulan blog kakakmu seadanya ini sedang giat sekali menulis tentang hal-hal yang bisa bikin senang.
22 Oktober 2021
Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama
Senin, 17 Januari 2022
Liverpool : Pagi itu hujan turun lebih awal
Anggaplah Liverpool adalah cinta kami yang lain, dan dia sedang bersembunyikan sesuatu dari kami beberapa waktu ini. Setiap kali kembali kerumah hati nya gundah, wajahnya kurang bersinar, bebannya terlalu banyak tapi membagi kepada kami ia memilih tidak. Setiap kali ia berlaga, yang datang dari hasil-hasilnya cuma rasa lowong dan pertanyaan kenapa dengan semua ini. Anfield juga begitu,besar dan catnya mengelupas kena hujan bak rumah pensiunan perusahaan kapal.
Ada banyak hal yang tak bisa kujelaskan di hidup ini. Salah satu hal itu berupa pertanyaan; kenapa. Kenapa meskipun aku tahu sumber kesedihanku, aku tetap merasa sedih? Kepadamu biar kubagi, cuma supaya kamu tahu.
Tim ibu kota Spanyol yang kaya raya menebas peluang menang sejak menit awal pertandingan. Dari gol pertama hingga 3-1 untuk kemenangan Real Madrid, yang tersisa dari tribun hanya umpatan kata kotor dan aneka warna pelangi yang jika kamu saksikan belum tentu indah tapi sudah pasti jelek. Pertandingan berlangsung tanpa penonton dikarenakan kondisi pandemi yang belum usai, ntah kenapa semangat pemain hari itu sangat menurun, seperti anak ayam tanpa induk. Aku sangat geram sekali melihat permainan mereka. Ini adalah 8 besar Liga Champions di mana zaman tampak getir, semua orang mulai gelisah dan mengabarkan isi hati kepada orang luas bahwa mungkin saja kiamat makin dekat. Mungkin tidak makin jauh. Setiap kekalahan bisa jadi lebih meresahkan dari biasanya.
Ketika sesuatu mengecewakanmu, tubuh dan pikiranmu akan bereaksi buruk. Dugaan baik tidak banyak membantumu, kamu terlanjur kecewa. Ketika pacarmu berkhianat, dadamu langsung penuh dengan amarah, dan kamu ingin mendampratnya habis-habisan. Seakan-akan kamu orang yang paling pantas untuk kecewa dan berhak sedih. Begitulah kira-kira, kamu tahu, kan? Sebangun tidur perasaanku persis begitu. Aku dan kawan-kawan penggemar Liverpool di grup Whatsapp merasa malu dengan kabar Liverpool kalah 3-1 atas club Ibukota Spanyol, Real Madrid.
Aku mencoba mencari kata-kata untuk menjelaskan kepadamu perasaanku, tapi tak ketemu. Ada yang sesak di pikiranku, ada kecamuk, dugaan buruk yang mengular seperti panas nya kota Bengkulu. Di timeline twitter semua orang membahasnya, dan semuanya seolah mengejekmu, dan kamu tersudut. Belum selesai memar di batin kemarin, penghakiman itu datang lagi pada tim ini. Ada perasaan letih, capek, malas berjalan, sudah sajalah dan lain-lain.
Aku kecewa. Aku marah untuk 3 gol yang membuat tim ini kalah. Aku marah atas ketakutan kalian pada Real Madrid. Padahal kami puya kepercayaan yang amat besar pada tim. Kepercayaan bahwa banyak dari kami akan jadi panji-panji yang berdiri di belakangmu. Di banyak keyakinan dan doa-doa kami, kami percaya bahwa kalian punya cukup kekuatan untuk mengalahkan Real Madrid. Tapi ... tapi kenapa?
Setiap cinta layak dapat kerinduan paling lamat. Dalam hal ini kami sebagai pecinta Liverpool tentu sadar, bahwa tiap pertandingan Liverpool yang kami nanti adalah bagian dari cinta itu sendiri. Artinya, jauh bahkan sebelum Liverpool jadi terkenal seperti sekarang, setiap pertandingan Liverpool tak pernah main-main. Pertandingan Liverpool, seperti semua pertandingan sepak bola lainnya, adalah kisah. Ia tak pernah berhenti kata "permainan". Persiapan, jerih keringat, usaha panjang, gol, offside, keadilan, mafia, dan judi. Semuanya adalah rangkaian alami untuk membuat permainan ini naik kelas menjadi kisah.
Saat ini Liverpool di sisa liga sudah tidak bisa mengejar point Manchester city yang ada di peringkat pertama klasmen, sementara para pendukungnya masih ingin berjuang lebih agar timnya tembus target seperti sales duduk manis menunggu slip gaji akhir bulan. Tidak bisakah kita berjuang meraup poin lebih? Setidaknya berpesta di sarangnya sendiri sampai akhir musim. Orang-orang yang menunggu masih setia, menggenggam erat conveti yang melulu tertunda. Ah andai saja kita merajai tiap pekan.
Sisa musim paling mungkin diselesaikan dengan rasa percaya; pada pengelola supaya bekerja sebagaimana mestinya, pada pelatih dan pemain agar memberikan seluruh kekuatannya di lapangan hijau, para pendukung untuk tetap setia lantang bernyanyi ''You'II Never Walk Alone". Mengingat Liverpool dapat mencuri beberapa point di laga tandang dan membalik keadaan, nampaknya kita semua masih memiliki harapan. Seperti kata orang dulu, jika sudah tidak punya harapan, kita tidak punya apa-apa lagi. Pagi itu hujan turun lebih awal. Begitu juga tekad kita.
13 April 2021
Sebuah Cerita Cinta yang Besar
Pagi itu sebuah kopi, teh dan gorengan sudah ada di meja makan yang siap di santap oleh penghuni rumah. Entah kenapa mentari pada hari minggu itu sedikit menyilaukan mata dan membuatku terpaksa bangun pagi. Harusnya aku bangun lebih siang karna malam nya aku begadang menonton Liverpool berlaga. Perlahan mungkin aku meyakini bahwa hari minggu akan ku lalui dengan baik dan menyenangkan. Liverpool, tiada kabar baik sampai pagi itu, kecuali gol Moh Salah mengguncangkan Anfield. Sedangkan aku merasa biasa saja dengan kabar itu. Hahaha haruskah aku merasa senang? Sedikit. Karna aku sudah tahu kualitas Moh Salah kalau sudah di lapangan hijau.
Sedikit memutar kembali memori, aku pertama kali bertemu dengannya tepat di tiga tahun sebelum hari ini. Hari ini di pagiku yang cerah ada pesan yang tidak mengenakan dalam benakku dari si dia, karena aku harus dihadapkan dalam satu pilihan, yaitu memilih hubungan ini atau kawan - kawan yang sudah aku anggap saudara. Seketika mau tidak mau harus memberi suatu keputusan spontan yang sangat terpaksa. Sebenarnya aku sering bertanya dengan diri sendiri, mengapa aku dihadapkan dalam kondisi seperti ini, mencintai sesuatu yang fana justru lebih menyayah hati ketika ketimbang mecintai yang insan.
Bagiku kawan-kawanku sudah lebih dari sebuah insan yang selalu bersama tiada kelarnya, kesal sekali karna membodohkan pikiranku hingga tiada nalar hahha. Hingga pada hari itu, dengan sangat beratnya aku memilih teman-temanku, ketimbang melanjutkan hubungan asmaraku ini. Jadi ingat quotes penulis favoritku Donny Dhirgantoro "Persahabatan adalah hati terbuka, senyum, uluran tangan, pelukan, pendengaran, yang tanpa pamrih memberi dan selalu ada". Aku meyakini hidup akan tetap berlanjut dan akan tetap kutempuh. Aku percaya urusan asmara tuhan sudah mengaturnya.
Kembali aku menerka memori- memori kelam waktu itu, sedikit kulalui satu persatu memori itu. Bahwa memang benar tiada yang membahagiakan selain kawan-kawanku, seseorang asing yang datang begitu saja tak tahu darimana, begitupun tanpa terencana. Orang asing yang dulu tidak pernah kenal sama sekali, namun tiba-tiba kini selalu bersama. Seperti cinta, kamu tidak akan pernah berencana tentang sebuah persahabatan. Mengapa sebenarnya orang-orang selalu bertanya mengapa harus mecintai? Bukankah hal itu sebuah hakikat alami yang tuhan berikan kepada insan dibumi? Ya kebetulan saja aku jatuh cinta dengan keadaan, dimana keadaan aku ini yang selalu membuat tak bisa pergi dari garis pertemanan ini.
Hal yang paling pait ketika dia bertanya padaku bahwa "Apasih hal lain yang bisa dirasakan bahagianya selain kawan-kawanmu?" Aku rasa ini susah,karna tidak ada. Selain canda tawa dan berbagi kebahagian. Aku sedikit banyak juga merasakan hal jauh lebih nyaman ketika bersama kawan-kawanku. Entah apa yang harus menjadikan alasan dalam sebuah pilihan, menurutku pun sebuah pilihan belum tentu memiliki alasan yang kuat
Kebahagiaan pun semu, tidak pasti bisa dirasa dan apabila menurutku bahagia, orang lain pun belum tentu merasa. Aku dan dia pun selalu berbeda paham dalam kebahagiaan,dan aku tidak terlalu merisaukannya. Kebahagiaan pun aku yang memilih dan memiliki. Pada akhirnya aku memilih kawan- kawanku.
Emosi ini aku tuangkan dalam sebuah tulisan, yang sebenarnya mewakili banyak rasa. Karna memang berbicara memilih dan memiliki sungguh menguras hati. Aku sebenarnya tidak larut dalam pusaran ini, dan biarkan pusaran ini mengalir begitu saja. Terakhir. Kawan-kawanku adalah kebahagiaan fana abadi dalam hidupku. Kebahagiaan yang selalu ada kini nanti dan selamanya. Tiada nalar yang dapat diterima untuk sebuah alasan mecintai dan alasan mengapa tetap berada di garis pertemanan ini. Buatku ini lebih dari sebuah hidup,siklus dan rantai makanan. Sungguh janganlah ditepis kata-kata busukku ini, karna aku tuliskan ini dari hati.
13/02/2021
Mengenal Lebih Dekat ONE OK ROCK Band Yang Aku Cintai Sepenuh Hati
Mari kita bersama mendukung ONE OK ROCK dalam situasi apapun. Sekali saja, saya ingin menjadi bukti cinta saya kepada ONE OK ROCK meski tak seberapa.