Aku tahu kamu ada di sana, di kamarmu yang kecil yang penuh air mata. Menjadikannya kolam ikan dan kau pelihara ikan-ikan bergigi tajam, supaya makin perih saja suasana di situ, iya kan? Kamu menangis sebab rindumu kalap menabrak tembok pendek berduri yang selalu saja gagal kamu lewati, seberapapun kamu menatapnya. berkali-kali, berulang.
Kemudian kamu memilih menyusuri jalan-jalan di pinggiran kota tua. Kulihat kamu dari jauh, rambutmu dan baunya tak asing bagiku. Kukira aku paham jelas mau ke mana dirimu. Sekiranya kamu pikir menempuh jalan panjang dengan harapan besar jalan itu akan membawamu pada tujuan yang kamu inginkan aku tak menyalahkanmu. Tapi perlukah menjadi acuh?
Baiklah akan kukatakan padamu kali ini: Aku sangat merindukanmu. Aku rindu selepas-lepas tulangku, rindu setempuhan hatiku ke hatimu, rindu berat yang tak bisa kunikmati sungguh-sungguh. Apa itu berlebihan? Kurasa tidak, sebab rindu ini sudah tak tertahan lagi.
Kutaklagi bisa bersembunyi di balik selimut dan lagu-lagu melownya ONE OK ROCK yang kusetel keras-keras. Kuputuskan untuk menulis, sebab dari menulislah segalanya jelas sekaligus terjaga samar.
Juga, tak rindukah kamu pada langit gelap di bawah bintang pantai panjang yang menyudahi hari kita pada kebahagiaan yang puncak? Tak rindukah kau pada pelukan sehabis hujan sekaligus nikmat gerimis yang kita saksikan pelan-pelan dengan saling bertatapan dan menenangkan?
Bila kenangan itu kamu rindukan katakanlah sayang, katakanlah.
Ditulis: Fanni Indra Pratama
Tidak ada komentar :
Posting Komentar