Setiap kawan terbaik menikah, aku merasa harus menulis. Sebab sempat tak sempat, harus. Maupun tak ingin, aku selalu merasa menulis adalah kado terbaik yang bisa aku lakukan dan itu adalah hal paling keren yang bisa kubikin. Aku pernah menulis tentang teman-teman kelas di masa SMA dulu dan ini merupakan yang kesekian kalinya.
Daud, hidup tidak pernah manis dan kita berdua tahu itu dan kita berdua sering diam-diam sombong untuk mengamini bahwa hal-hal paling busuk di dunia bisa dengan gampang datang kepada kita seperti abang-abang parkir ind*mar*t yang selalu muncul kalau kita selesai belanja. Dalam kesempatan yang paling apapun nasib baik datang kepadamu bersama istrimu, Nurma. Aku mengenal baik istrimu, sebentar lagi akan kubiasakan memanggilnya bu Senja Dinata.
Aku ingat waktu SMA dulu di penghujung bel pulang sekolah kamu cerita dengan kegembiraan tentang anak gadis yang duduk dekat sudut pintu kelas yang membuatmu terpikat berat. Aku juga ingat kamu pernah ngedate sehabis pulang sekolah sama perempuan itu hahaha dan sekarang aku beserta teman-teman kelas yang lain tidak menyangka kalau perempuan itu akan jadi istrimu. Kurasa setiap cinta yang tulus dengan alasan apapun akan menemui jalanya sendiri-sendiri seperti pagi ini.
Daud, kamu tahu bahwa dunia ini kadang berputar sangat kencang, lebih kencang dari angin angan di kepala kita yang idenya membosankan setiap 10 menit. Namun kasih sayang tak pernah habis, tak harus cepat-cepat dan selalu membikin kita sadar setiap hari.
Aku bahagia, gembira dan berdoa selaluan buat kawan baik ku agar ia sanggup melewati setiap busuk maupun wanginya hidup bersama istri yang ia pilih.
Selamat menikah kawan, persahabatan ini sungguh hebat buat kita berdua, terlebih untukmu.
Salam
Teman sebangkumu yang selalu bikin kamu kesal setiap pelajaran matematika wkwkwk.
Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama
Tidak ada komentar :
Posting Komentar