SOCIAL MEDIA

Sabtu, 31 Desember 2022

Tahun kedua puluh dua di abad dua satu

Menurutku puisi merupakan perayaan. Aku mengatakannya padamu bukan kali ini tapi sering. Sering banget. 

Tahun kedua puluh dua di abad dua satu, kamu segera pergi dan aku tak perlu cemas menahanmu. Aku tahu ini kedua kalinya kamu pergi meninggalkanku. Beruntungnya aku masih punya puisi yang bisa menyelamatkanku dari tindakan murah macam itu.

Akan kukenang kamu seperti bintang di langit gelap yang mati lama sekali sebelum kutulis ini. "Aku tak lagi punya perasaan yang besar seperti dulu."

Kembang api sudah menyala dari sudut gang rumahku, pertanda malam pergantian tahun akan segera tiba. Selamat tahun baru, kata puisi. Di tahun ini semua orang memanggul tahun yang berat berharap tahun besok mereka lebih kuat, katanya lagi.

Untuk malam ini biar kunyalakan kembang api di antara puisi-puisi yang sedang kutulis ini. Untukmu, sampai jumpa.


Aku tak lagi punya perasaan yang besar seperti dulu

Di malam pergantian tahun baru

Ada kembang api

Dalam diriku dan pikiranmu

Yang selalu kusebut sebelum tahun berganti

Luasnya samudra Hindia

Terbentang khatulistiwa

Hujan malam hari terus menerpa

Malam ini malamnya berpisah

Terima kasih atas segalanya 

Di tahun sebelumnya


Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama








Tidak ada komentar :

Posting Komentar