SOCIAL MEDIA

Minggu, 27 Februari 2022

Cerita dari meja makan: Nasehat ibu untuk aku dan Liverpool

Di dalam rumah kecil berukuran 12x15m, satu keluarga tengah menghabiskan sabtu siang dengan kesibukan masing-masing, bapak yang berkumis hitam sedang mencuci sepeda motor di teras depan rumah dan ibu yang berumur 60-an berwajah ceria, berkaus putih bertulisan "YNWA" yang sedang berjalan membawa hidangan di piring menuju meja makan, dan aku mahasiswa semester akhir yang nyaman rebahan sedang memainkan gitar kesayangan. 

Menjelang siang, bapak, ibu dan aku berkumpul di meja ruang tengah untuk makan siang. Tak lama kemudian, masing-masing memilih hidangan yang sudah ibu siapkan sejak satu jam sebelumnya. Sop ayam, pergedel jagung, tempe goreng, dan sambal jatuh ke piring. Makan siang bersama kemudian dimulai. 

Wajah ibu terlihat putih bersih karena rutin dioleskan dedaunan herbal, menjadikannya tampak lebih mudah beberapa tahun. Di kursi lain, raut muka bapak dan aku sedang tidak enak. Hari-hari yang berat karena pekerjaan dan kebutuhan memang gampang jadi beban banyak orang. Menjelang berakhirnya makan siang, obrolan di meja seketika berbeda. 

"Nak gimana kerjaanmu? Kuliahmu lancar?"

 "Alhamdulilah lancar semua pak" 

"Kata ibu malam tadi kamu pulangnya larut malam, kenapa? Abis nobar Liverpool?"

"Iya pak, maaf" 

Dan akupun terdiam setelah itu. Lalu ibu membereskan piring dan berkata "nak ibu tidak melarangmu pulang malam, tapi kamu harus tahu waktu, kamu sudah dewasa, sudah punya tanggung jawab, kalau kamu pulang larut malam terus efeknya nanti ke kesehatanmu itu bisa merugikan kamu, ibu tahu kamu suka banget sama Liverpool tapi kamu harus tahu batasannya, mendukung tidak mesti selalu ada, kan?"

"Iya buk, maaf" 

Hanya tiga kata yang bisa aku jawab dari pertanyaan ibu. Akupun berlalu memasuki kamar dan kembali bermain gitar. 
Jujur, sangat sulit untuk menghentikanku mengikuti Liverpool. Jika akhir pekan tidak ada pertandingan Liverpool, aku sering keluar rumah atau ke tongkrongan hanya untuk mengarang lagu dan menulis artikel tentang sepakbola. Sekali lagi, aku minta maaf untuk hal-hal yang terlewat di rumah selama ini. Mungkin bapak dan ibu tak pernah suka, tapi bagaimana caranya menasehati orang yang sedang jatuh cinta sama club kebanggaan?

Ditulis oleh : Fanni Indra Pratama

Tidak ada komentar :

Posting Komentar