Untukmu Rahmi, bila dirimu merasa tidak mau membaca surat dariku, tak mengapa, biarkan ini menjadi surat kosong yang mentah begitu saja. Biarlah ini jadi surat yang kubuat dalam hening bersama musim kemarau yang daun-daunnya sedang berguguran.
Kamu tentu tahu kenapa aku menyukai ONE OK ROCK. Benar, karena seperti sering kubilang, OOR selalu menyanyikan lagu- lagu sedih yang bikin rindu. Aku tak pernah memilih rindu, tak pernah memilih kenangan mana yang harus menyeruak dan tiba-tiba masuk dalam satu lesatan panjang pikiranku.
Rah, mengagumimu dalam sunyi adalah pilihan yang ringan dan mudah. Kamu perlu tahu ini.
Aku selalu mencintai dengan sungguh-sungguh, berkali-kali jatuh, berkali-kali bangkit dan berkali-kali pula belajar. Padamu kalimat barusan adalah ungkapan serius. Rah, di mana ada kenangan yang manis, tentu tumbuh rindu juga di sekitarnya. Hampir seperti semut tak tahu malu yang selalu berjalan di tembok belakang rumahku. Maka biarkan aku bercerita kenapa rindu yang sialan itu mampir juga hari ini.
Kamu tahu, aku kerja sepanjang sore sebelum menghabiskan malam di warkop dekat rumahku dengan lagu-lagu playlist buatanku. Aku selalu memikirkanmu, memikirkan sifatmu yang dingin itu, memikirkan kenapa rindu selalu datang padahal tak pernah di undang, sampai-sampai puisi yang aku buat bisa menghabiskan dua halaman hanya untuk memikirkanmu.
**
Bila di antara kita tak ada pesan yang mampir, biarkan kita menikmati itu sungguh-sungguh seperti menikmati secangkir teh hangat di pagi hari. Bila kesepian itu datang terus di kamarmu, marilah keluar kamar untuk sekadar melihat betapa pasrahnya daun yang masih ada di ranting pohon. Cinta itu mahal Rah, tapi beberapa diobral sangat murah, seperti pertemuan kita kemarin, singkat. Rindu pun juga sangat menjengkelkan.
Tapi biarkanlah, biarkanlah kuselesaikan puisi ini dengan tidak membayangkanmu. Hahaha tapi hei! Kamu perlu tahu, aku selalu punya surat buatmu, surat yang tidak punya tekad untuk sampai padamu sejak kalimat pertama.
Perjalanan tak tergantikan
Rahmi lihatlah seekor semut
yang berjalan di pohon mangga
depan rumahmu
Ia berjalan dengan langkah pendek
dan rasa kangen yang panjang
kepalanya tegak, tak tunduk
berjalan sejauh mungkin
Bila sehari saja kita bisa
menjelma seperti semut
kurasa kita mempunyai banyak cerita
dan bahagia untuk berdua
Kita akan menikmati
proses perjalan yang panjang
Perjalanan tak tergantikan
Perjalanan yang sulit dilupakan
Perjalanan cinta yang semestinya kita wujudkan
Selesai perjalanan ini barangkali
kamu akan terus menjaga harapan
menjaga ingatan
dan seperti cerita babi ngepet
melindungi kenangan dari angin dan lilin padam
Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama
Tidak ada komentar :
Posting Komentar