SOCIAL MEDIA

Rabu, 17 Agustus 2022

Senyuman Manis di Pantai Panjang Bengkulu

Hari itu telah kutinggalkan hatiku di sana, hari yang begitu spesial, hari yang begitu bermakna, hari yang begitu indah. Memang ya rindu itu hal yang menyebalkan apalagi rindu terhadap senyumannya seperti tulisan yang sedang ku tulis ini. 

Matahari sore di Pantai Panjang sangat menyengat untuk aku yang sedang mengeluarkan keringat. Keringat lelah dan keringat bahagia. Aku menikmati kelelahan ini dengan rasa bahagia, tapi dibalik rasa lelah itu terdapat senyuman manis yang jarang aku lihat di tempat yang indah ini dan inilah yang aku rasakan sekarang. 

Pantai Panjang, pantai ini tidak terdapat karang seperti pantai-pantai lainnya sehingga ketika air laut surut membuat hamparannya dapat menjangkau sangat jauh ke dalam pantai. Warna air laut yang bening, pasir di pesisir pantai yang bersih, udara pantai yang sejuk, semuanya seakan merupakan paket lengkap yang siap menyambut kedatangan pengunjung. Hal yang membedakan pantai ini dengan pantai yang lainnya terletak pada tata kelola pemerintah karena pantai ini menjadi icon Provinsi Bengkulu.

Keunikan dari pantai ini ialah panjang pantainya mencapai 8 km lebih dan itu yang membuat pantai ini selalu indah di pandang dari ujung penglihatan. Pantai Panjang ini sering digunakan oleh wisatawan untuk berekreasi dan juga di sana terdapat Sport Center sehingga masyarakat dapat melakukan kegiatan olahraga seperti volly pantai, sepak bola, dan bersepeda. Di pagi dan sore hari biasanya pantai akan dipenuhi oleh anak- anak hingga orang dewasa yang melakukan jogging di pinggir pantai. 

Ombak di Pantai Panjang banyak dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk berselancar. Pantai Panjang mempunyai banyak fasilitas terutama dipinggiran pantai yaitu terdapat restoran, penginapan, area bermain, hingga fasilitas untuk olahraga.

Pantai Panjang yang dikenal dengan sunset terbaik selalu menjadi objek wisata bagi kalangan penikmat story senja. Dari sudut manapun pantai ini selalu memberi kesan melankolis, itulah yang membuat udara sekitar menjadi hangat, jika udara bersahabat bermalam di pantai memberikan rasa tersendiri, udara seperti sore hangat yang berkepanjangan sepanjang malam. 

Di pantai ini ada yang tadinya tidak kenal jadi akrab, yang kenal jadi semakin mengerti, yang mengerti jadi menerima dan yang selalu ada  jadi selalu bersedia. Itulah magic nya Pantai Panjang selalu menyihir siapapun yang datang. Pantai ini juga satu-satunya pantai yang menyita pelabuhan rinduku, aku rindu pantai ini sedemikian nanti.

Jika aku diminta memilih satu kata untuk pantai ini, maka aku katakan "Rindu". Sebagaimana dulu kita sering bertemu kini harus terpisah dalam lamanya waktu.

Terima kasih untuk sebuah cerita cinta yang besar. Terima kasih telah mempertemukan cinta aku dan dia di pantai yang indah ini. Saat ini hanya ada satu kata, rindu, rindu dengan semua itu.

Terakhir, Pantai Panjang itu romantis dalam berbagai hal, dan ketika kamu mengunjungi Pantai Panjang ajaklah sanak saudara yang ada di luar kota, ceritakanlah tentang Pantai Panjang bahwa kamu punya banyak cerita di tempat yang indah ini. 




Ditulis: Fanni Indra Pratama





Minggu, 14 Agustus 2022

Di umur seperempat abad ini semoga sehat selalu

Kalau emang benar kita punya kehidupan lain di masa lalu syannaz, aku yakin betul kita pernah setidaknya berpapasan di sana. Keyakinan bisa datang dari mana saja, kan? dan lebih penting dari itu kita tak butuh alasan kuat. Perjumpaan kali pertama denganmu ku awali dengan tatapan aneh di layar handphone sekaligus perasaan menjaga jarak. 

Aku sadar kamu adalah perempuan yang barangkali menjaga dirimu dengan baik, sedangkan aku pria yang tak peduli amat dengan penampilan. Tulisanku yang sok romantis ala-ala Fiersa Besari mungkin membawa pikiranmu menerka-nerka, "kok anak ini bisa menarik, ya?" Hahaha itu adalah kegeeran yang percuma, barangkali. Setelah sekian lama pula mungkin kamu pasti akhirnya tahu kalau aku ini memang laki-laki yang narsis wkwkwk.

Cinta sejati tak butuh pembuktian Syannaz, dan kamu tahu betul soal ini. Aku memang lelaki yang tidak percaya diri yang mengaku padamu bahwa aku tidak pernah memikirkan perempuan. Kamu yang waktu itu baru kenal denganku barangkali tertohok dengan laki-laki tidak jelas macam aku ini.


Kamu tahu engga? Kisah kita ini mirip Anthony dan Cleopatra versi tak jadi. Kita punya halangan kita sendiri, dan kita adalah orang bodoh yang maklum dengan ketersesatan. Kita barangkali punya cadangan kesedihan lebih banyak dari W.S Rendra yang puisi-puisinya begitu murung, tapi aku merasa kamu adalah juru mudi handal yang tahu bagaimana mengarahkan kapal untuk tak karam (betapapun besar ombak dan kencang angin) 

Syannaz, kalau aku menulis novel roman yang panjang, aku pasti akan menulis karakter sepertimu di dalamnya. Kamu tidak perlu merengek, "kok aku nggak pernah ada di tulisanmu?" hahaha Syannaz yang disayang Allah, karya orang adalah rentetan kehidupan pembuatnya yang diperkecil. Betapapun jauh tulisanku dari kisah-kisah asli, mereka adalah sejumput dari aku yang sebenarnya. Namun jangan kamu khawatir soal omonganku ini, fakta terbaiknya, aku tak pandai menulis, dan mungkin tak akan pernah membuat novel!

Keluargaku adalah cinta pertamaku, sedang kamu mungkin cinta yang kesekian. Tapi urutan yang kubuat adalah berdasarkan waktu aku mengenalnya. Aku tak pernah benar-benar membuat urutan soal cinta, seperti kamu sering mendesakku soal cinta macam apa yang paling nyantol di kepalaku. Cinta yang nyantol di kepalaku adalah cinta yang setiap saat, cinta yang aktual dan kini, itu memang bisa jadi apa saja. Hari-hari seperti ini adalah monumen cinta yang baik buatmu, seperti  mushola kecil yang boleh menampung doamu sendirian saja di padat-padat jadwalmu mengungsi pada kesepian seperti halnya anak-anak rantau kebanyakan.

Aku yang berjarak 50 menit terbang dari kotamu ini, lewat tulisan ini, sebenarnya ingin mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke dua puluh lima untukmu. Sekaligus maaf kalau ucapan ulang tahun saja pakai tulisan tidak jelas seperti ini. Aku cuma ingin kamu percaya bahwa tulisanku bukan melulu soal cinta, si ini, si itu hahaha. Sekali lagi, selamat ulang tahun syannaz semoga semesta merestui apa keinginanmu.


13 Agustus di Bengkulu jam 8 malam, Namun saat kamu baca sudah tanggal 14 Agustus di kotamu Tanggerang. Hehehe


Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama



Sabtu, 06 Agustus 2022

Kalau rindu katakanlah

Aku tahu kamu ada di sana, di kamarmu yang kecil yang penuh air mata. Menjadikannya kolam ikan dan kau pelihara ikan-ikan bergigi tajam, supaya makin perih saja suasana di situ, iya kan? Kamu menangis sebab rindumu kalap menabrak tembok pendek berduri yang selalu saja gagal kamu lewati, seberapapun kamu menatapnya. berkali-kali, berulang.

Kemudian kamu memilih menyusuri jalan-jalan di pinggiran kota tua. Kulihat kamu dari jauh, rambutmu dan baunya tak asing bagiku. Kukira aku paham jelas mau ke mana dirimu. Sekiranya kamu pikir menempuh jalan panjang dengan harapan besar jalan itu akan membawamu pada tujuan yang kamu inginkan aku tak menyalahkanmu. Tapi perlukah menjadi acuh?

Baiklah akan kukatakan padamu kali ini: Aku sangat merindukanmu. Aku rindu selepas-lepas tulangku, rindu setempuhan hatiku ke hatimu, rindu berat yang tak bisa kunikmati sungguh-sungguh. Apa itu berlebihan? Kurasa tidak, sebab rindu ini sudah tak tertahan lagi.


Kutaklagi bisa bersembunyi di balik selimut dan lagu-lagu melownya ONE OK ROCK yang kusetel keras-keras. Kuputuskan untuk menulis, sebab dari menulislah segalanya jelas sekaligus terjaga samar.

Juga, tak rindukah kamu pada langit gelap di bawah bintang pantai panjang yang menyudahi hari kita pada kebahagiaan yang puncak? Tak rindukah kau pada pelukan sehabis hujan sekaligus nikmat gerimis yang kita saksikan pelan-pelan dengan saling bertatapan dan menenangkan?

Bila kenangan itu kamu rindukan katakanlah sayang, katakanlah.


Ditulis: Fanni Indra Pratama







Jumat, 05 Agustus 2022

Di bawah langit merah malam mulai mengintai

Ketika kamu membaca ini, percayalah bahwa ini adalah senja paling indah dalam jiwaku. Aku memutuskan menulis ini di antara senja yang begitu indah di sepanjang perjalanan menuju matahari terbenam, dan saling tarik menarik antara pikiran satu dengan pikiran yang lain, di antara marilah mendirikan sholat dan wajah lelah bapak-bapak pulang dari berdagang siomay. Ada hujan yang tertahan, ada pawai yang enggan berjalan, ada yang muram di wajah pawang hujan yang hampir menyerah.

Petugas security di seberang jalan lagi menikmati kue donat buatan istrinya sambil memanaskan motor untuk berangkat kerja. Begitu sublim. Merebus telur setengah matang, kopi susu, kratingdaeng, dua mangkok pop mie. Tuhan memanggil dan mereka bergeming. Mungkin sambil membayangkan wajah-wajah asing. Bengkulu adalah kota yang lain, yang memangkas waktu dan menyajikan padamu di sebuah pantai panjang. Lengkap dengan berry fruits, cheese, dan crackers.

Gambaran persis seperti ini yang ingin kubawakan kepadamu supaya kamu mengerti bahwa hidup tidak pernah terdiri dari satu kemungkinan saja. Ada kemungkinan-kemungkinan lain dalam peradaban yang membawa aku kamu kepada aku kamu lain yang terus saja mengantri seperti loket kereta lebaran. Mengular dan payah sambil membayangkan kampung. 


Lihatlah betapa kota menampung orang-orang dengan banyak pikiran, dan traffic light membagi pemotor-pemotor kepada tujuan yang tidak pernah absolut. Waktu begitu liat dan berjalan pelan pada detik kamu membaca ini, hatimu akan berdegup tiga kali lebih kencang dari kebiasaan. Itulah.

Percayalah bahwa dunia ini seringkali mentok pada ide ketimbang kenyataannya. Ide bahwa seseorang akan mencintaimu sepanjang hayat, ide bahwa semua hal baik-baik saja tergantung dari sudut mana seorang penjual siomay menghabiskan dagangannya di musim hujan. Sedangkan jauh di rumahnya, istrinya yang hamil menunggu surat, telpon, atau kabar apapun yang menyenangkan.

Oh dan Adzan memanggil lagi. Anak-anak kecil dengan riangnya menuju ke masjid untuk segera shalat.

Benarkah kamu akan membaca ini? Seperti di masa lalu ketika seorang menulis surat dan memasukkannya ke dalam toples gelas dan melarungnya di pantai-pantai Eropa Selatan, Eropa Tengah, dan Eropa Timur. "Hey, ini bukan gallery di Venice yang putih dan fokus, ini adalah sebuah escapade yang blangsat dan kelewatan.."

Dalam jarak dan ruang lumpang kamu tahu bahwa aku sangat-sangat mencintaimu sedalam itu, mungkin kamu peduli tapi tidak sampai hati. Atau kamu memilih untuk menangkis dan menganggap itu adalah gagasan buruk yang tak pernah hidup di pikiranmu sebab sudah layu dia tak pernah disiram dan kamu harapkan begitu.

Mungkin kamu salah dan mungkin kamu benar. Mungkin aku salah dan mungkin aku benar. Bahwa justru kamu punya pikiran yang kebalikan. Aku tidak pernah mencintaimu semengakar itu, dan ini merupakan mantra pertama setelah bangun tidurmu. Setelah malam yang sekali lagi terlewat dalam sekian tahun hidupmu yang curam.

Kamu tahu bahwa dalam sebuah kisah kasih aku adalah pemain gitar yang hebat, penanak nasi paling pulen, tapi bukan pemasak nasi goreng dengan rasa yang konsisten. Susah, bukan? ketika semua bau rindu menguar jauh-jauh keluar dari dimensi-dimensi waktu yang kita tak pernah sepakat untuk memasukinya bersamaan, aku lekas menangkap semuanya ke dalam plastik transparan. Menusuknya dengan tusuk gigi dan mengempiskannya di kelima inderamu, sampai kamu bergidik. Inilah yang orang sebut dengan kangen. Sungguh aku percaya itu.

Mungkin kamu akan pergi sekeras kamu mau tapi satu yang kunasihatkan bahwa janganlah pernah kamu kembali sebab aku adalah ide terbaik tentang cinta yang sempurna di kepalamu, tapi realitas paling buruk yang tidak akan kamu alami. Catat sungguh-sungguh ya.


Hmmmm

Sudah gelap dear you, maka selamat malam :)


Ditulis: Fanni Indra Pratama