Kepada Yth
Fanni Indra Pratama
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap tanggal satu Oktober aku akan menulis untukmu. Sebab melalui ini kita bisa berbagi cerita, serta saling mengerti tentang apa yang bagus dan apa yang kurang. Lagipula ini tanggal 30 September jam 23.50 wib, sebentar lagi maksudnya.
Pertama, aku ingin mengatakan hal ini, semakin tua kamu semakin bodoh saja. Kedua, semakin kemari kamu tampak semakin bingung pada pendirianmu seperti bunglon yang sering berganti warna kapan saja. Dan yang terakhir kamu masih jomblo sampai sekarang haha mana pacarmu?
Di antara itu kamu masih saja menulis, percaya sekali bahwa puisi bisa menyelamatkanmu dari banyak hal. Yaudahlahya, menurutku sih itu bagus sekali. Bukankah dari situ orang akan bisa membaca pikiranmu sekaligus tidak mudah menduga orang seperti bagaimana sebenarnya kamu ini? Kamu ini.. Haduh. Susah mau dijelaskan.
Sebelum aku menulis panjang lebar tentangmu waktu sekarang sudah menunjukan jam 00.02 WIB, jadi hari sudah berganti tanggal satu Oktober hahaha.
Aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun Fanni Indra Pratama, aku tidak pernah membayangkan itu. Kamu ingat betul gemilangnya Jordan Henderson di Liverpool yang begitu bagus permainannya waktu kamu masih SMA dulu. Sekarang dia sudah tua sama sepertimu wkwkwk.
Fan, tahun ini Oktober menyapamu lagi seperti laki-laki keren yang butuh teman, teman untuk sekedar ngobrol yang bisa bikin ketawa satu sama lain.
Bunga-bunga di taman depan rumahmu itu banyak belum mekar, hujan dan gerimis baru sesekali datang samar-samar. Tapi satu yang aku amati betul: Dari akhir September kemarin, ada aroma yang terus datang namun sulit dijelaskan.
Beberapa kali kamu coba tangkap, kamu hirup dalam dan kamu nikmati, kamu selalu membayangkan masa kecil, kecil yang sekolah menengah, sampai kecil yang umur lima tahun. Aroma itu cukup membantumu ingat kenangan-kenangan kecil, mirip buku album foto.
Fan, setiap ibumu ke dapur kamu selalu bilang “Ibu masak apa? Pasti sop ayam, ya? Aromanya udah kecium bu sampai teras rumah". Di umur-umur dua-tiga tahun kamu selalu menemani ibu masak di dapur, sambil memutar-mutarkan mobil-mobilan. Sesekali kamu tanya ibu, dan kamu jawab sendiri pertanyaanmu. Anak kecil.
Hirupan sesekali itu tak berhenti. Aroma itu mirip kertas yang memaksakmu terus menulis puisi, tentu tanpa paksaan yang harfiah. Hari lainnya datang, aroma itu kadang datang lagi dan tak kamu hiraukan benar.
Ia kadang mirip perempuan kesepian, perempuan cantik nan memikat, atau anak kecil yang mengajak main di waktu sibuk. Dalam kesempatan lain, aroma ini menuntunmu juga ke pantai panjang, pantai tebaiknya Bengkulu yang selalu kamu banggakan itu.
Malam ini di Bengkulu sedang hujan, dan mantanmu sudah bersama laki-laki lain, kamu memang sudah melupakannya, kamu melupakannya sedingin hujan itu.
Tapi aku tahu kamu, kamu kadang adalah pendendam yang malang. Kamu hanya berdiam diri, merasa kecil dan gagal. Kamu merasa perjuangan hidup adalah sia-sia. Kamu perlu perenungan tapi kamu sok tegar, kamu sombong.
Tapi kamu diriku, bagian dari aku yang lain. Kamu tahu beberapa kebohongan pada cerita lamamu adalah langgam lawas yang di ulang, tapi kamu bersikeras memaafkannya, mewajarkannya, dan menerimanya. Pendek kata, kamu lemah selemah lemah orang!
Fan, kamu perlu tahu ada saatnya diam dan menganggap semua hal yang terjadi di sekitarmu baik-baik saja, tapi kamu tahu juga kalau kamu punya pilihan untuk peduli.
Kamu tahu kamu punya pilihan untuk berempati dan bersedih. Kamu setuju perasaan yang melankoli melemahkan jiwamu, tapi kamu sendiri telah sejak awal setuju dilemahkan.
Semakin lama, aku semakin paham kamu selalu ada cara untuk menyikapi rasa lemah di jiwamu, yaitu melihat senyuman bapak dan ibu di teras depan rumah.
Di India, Sario Brierly pernah hilang waktu umur lima tahun, berpisah dari ibu dan kakaknya, selama lebih dari tiga decade itu tidak ada kata LEMAH dan menyerah. Selama itu pula ikatan di antara mereka tak pernah surut. Aku mau semangat kamu seperti itu Fan,lawan rasa lemahmu!
Di tanggal satu Oktober yang penuh berkat, bagimu, sedikit banyak disyukuri apa-apa yang selama ini sudah kamu dapat dengan mudah maupun susah payah. Dua tahun lalu di tanggal yang sama kamu pernah mengatakan: Hari ini tanggal satu Oktober, mestinya bukan lagi mimpi-mimpi, tapi mimpi-mimpi yang sengaja dijadikan hidup.
Sebagai penutup dariku: Nikmatilah hari ini, pergilah ke pantai dan pegunungan supaya dapat berimajinasi untuk menulis. Aku membuat satu lagu untukmu tentu kamu harus denger, record lagunya sudah aku simpan di pc mu, tidak usah terkejut kalau bagus, toh nanti akan kamu setel berulang sebelum setelahnya kembali bosan. Hahahaha. Oh ya satu lagi, semoga Liverpool juara Liga Champions 2022/2023 ya haha seperti yang kamu harapkan. #YNWA
Berbahagialah dan berbahagialah Fanni Indra Pratama hehehe
Dari: Manusia paling keren setongkrongan anggut.
Dokpri |
Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama
Tidak ada komentar :
Posting Komentar