SOCIAL MEDIA

Minggu, 23 Oktober 2022

Hujan dan mimpi yang tidak diinginkan

Hari minggu dari aku bangun tidur tadi kubuka gorden kamar yang putaran bulat itu. Kuputar kiri kanan. Aku bisa lihat di luar sedang hujan. Di kotaku, Bengkulu, hujan selalu datang seperti ini. Serupa rintikan-rintikan kecil yang turun pelan. Ini tidak sungguh-sungguh hujan, batinku. Ini adalah gerimis yang datang tiba-tiba, seperti dulu ia biasa datang padaku.

Hujan gerimis semakin lama semakin deras. Ia menuntunku seperti aku menuntun bapak tua di persimpangan jalan rumah Bung Karno, dan berbisik: "Terima kasih, nak."

Hari akan jadi panjang, pikirku. Hari ini praktis tidak kulakukan apapun yang berarti selain bermain game. Oh iya lupa, aku punya janji sama dirimu yang tak mungkin kutinggal jam sepuluh pagi ini. Kutolak tidur lagi.  


Langit gelap dan suara gerimis yang tak kunjung henti itu persis sama dengan wajahmu yang sedang murung, wajahmu yang menahan air mata entah karna apa.

Hoaaahm kamu lagi, kamu lagi. Tak terasa sudah lebih dari satu jam dari aku bangun, aku meracau di dalam tulisan-tulisan yang sedang kuceritakan ini. Ya, ini.

Pikiranku sekelebat tentangmu tadi memecah fokusku untuk mengingat sisa-sisa mimpi semalam. Apa ya tadi mimpiku? APA YA?! AAAH !..

Aku melanjutkan rebahan lagi, lihat atas, rebah kiri kanan. Sepertinya semalam aku mimpi... Apa, ya?

Kuputuskan untuk menyudahi mengingat-ingat mimpi. Mimpi itu kejam. Ia datang bawa pesan yang sulit diterjemahkan. Pesanmu, wajahmu, bayanganmu dan gerak-gerikmu. Aaaaaah.. Pikiran ini terlampau cepat. Tulisanku sampai tak sanggup mengikuti. Sialan.

Di pantai panjang yang indah wajahmu selalu jadi pasir yang ditulis-tulis, atau ikan yang lamis amis haha. Sebab sungguh, tiap-tiap aku kesana selalu saja kehilangan layangan yang senantiasa kumainkan sampai senja datang. 

Sudah berkali-kali kukatakan bahwa kehilangan itu wajar. KEHILANGAN ITU WAJAR! Sampai detik ini, aku tetap gagal paham kenapa gerimis jarang datang di kota ini. Pikiranku makin tak jelas pagi ini, tulisanku makin kabur dibawa pikiran yang pergi lari-lari kejauhan. Dari bicara gerimis, mimpi, kamu, kamu lagi. Manusia selalu gitu, ya.

Sampai aku tulis kalimat ini, hujan sudah berhenti turun. Gerimis tinggal sisa harumnya saja. Berapa orang di dunia ini suka bau hujan? Apa hujan ada kenangan yang selalu diingat?  Banyak! Hampir setiap orang yang kutemui. Sebab sungguh, ketika mereka mendekam sendiri di tanah kuburan. Selain bunga-bunga kamboja dan doa-doa yang jarang, sahabat mereka hanyalah air hujan, hujan dan hujan.

Minggu pagi, 23 Oktober 2022

Ditulis: Fanni Indra Pratama





Minggu, 16 Oktober 2022

Surat cinta untuk club kebanggaanku Liverpool

Untukmu Liverpool,

Bagaimana keadaan kalian hari ini? Lebih baik bukan? Tidur kalian juga pasti lebih nyenyak, kan? Hasil Kemenangan rabu kemarin atas Glasgow Rangers pastilah lebih menyenangkan dari sekedar hasil imbang dan kekalahan,bukan? Teruslah pertahankan ya sayang. Aku adalah orang yang beberapa waktu lalu membuat surat kecil saat perfoma kalian lagi terpuruk. Jadi tidak adil rasanya kalau aku tidak menulis surat ini saat kalian menang. Walau hanya untuk mengucapkan terima kasih untuk perjuangan dan kebanggaan yang kalian berikan rabu malam kemarin.

Aku sadar diri rabu malam kemarin kemenangan yang sangat berat buat kalian. Pertandingan yang  begitu dramatis dan menegangkan dimana 90 menit itu kalian tidak pernah lelah untuk tetap berjuang meraih kemenangan. Kemenangan ini kalian persembahkan untuk para fans yang tidak pernah lelah menyemangati kalian disaat sedang terpuruk. Lima pemain dilanda cedera hanya memakai pemain seadanya kalian sudah memberikan permainan yang begitu luar biasa.

Kemenangan ini memang menyenangkan. Tapi tolong jangan terlena Liverpool. Seperti yang sering kalian katakan “there is still magic in the next match”. Ingat kata-kata itu. Artinya masih banyak lawan yang menanti, masih banyak pertandingan yang dimenangi. Ingat juga saat alasan kalian saat tidak mendapatkan hasil maksimal, “this match we were out of luck”. Ingatlah untuk menang tidak cukup hanya dengan keberuntungan.

Aku menulis ini dari jauh. Aku hanya harap kalian tahu ada aku dan orang-orang seperti aku yang begitu gila pada kalian. Orang-orang yang melakukan hal tidak masuk akal demi cinta dan kebanggaan. Aku berharap kalian lihat sedikit kearah kami. Buat kami bangga dengan permainan indah. Aku tidak menuntut kalian menang besar, karna hasil bukan kita yang menentukan. Melihat permainan cantik kalian diatas lapangan sudah buat aku bahagia. Dan hanya itu yang aku minta.

Sekali lagi terima kasih untuk kemenangan dan kebanggaan yang kalian berikan rabu malam kemarin. Teruslah bekerja keras sayang. Buatlah lawan-lawan selanjutnya gentar. Teruslah berlari lebih kencang demi trofi kebangaan kita. Aku begitu mencintai kalian aku harap kalian tahu itu. Bahkan aku lebih dari sekedar cinta. Kalau mau mengikuti kata-kata mereka aku gila. Ya gila karena Liverpool.

Mungkin ini surat terakhirku untuk club kebanggaan, Liverpool.



ditulis: Fanni Indra pratama






Sabtu, 08 Oktober 2022

Bulan purnama di malam minggu

Kota ini berjarak ribuan kilo dari matamu, tapi tak secenti pun pernah kau tempuh aku dari angan-anganmu. Di sini ada pikiran yang koyak tentangmu, suasana hening tanpa kabar, senyuman orang dari lelahnya pulang kerja dan menikmati bulan purnama di taman depan rumah

Waktu bersamamu memberikan kenangan yang baik. Begitu juga dengan cinta, cinta yang datang diantara kebahagiaan dan kesedihan, dan ketika mencintai menjadi kuat, di antara kesedihan ia datang dan menguatkan, di antara kebahagian ia memberikan.


Juga ketulusan. Ia memberiku satu periuk nasi, tiga tahu susur, dan semangkok soup ayam. 

Biarkan aku simpan kangen, dusta dan mimpi-mimpi di bawah bantal, biar kubawa dalam tidur dan ciuman kepadamu di mimpi menjelang subuh.


ditulis: Fanni Indra Pratama

Sabtu, 01 Oktober 2022

Oktober, kita bertemu lagi

Kepada Yth 

Fanni Indra Pratama                                                                         

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap tanggal satu Oktober aku akan menulis untukmu. Sebab melalui ini kita bisa berbagi cerita, serta saling mengerti tentang apa yang bagus dan apa yang kurang. Lagipula ini tanggal 30 September jam 23.50 wib, sebentar lagi maksudnya.

Pertama, aku ingin mengatakan hal ini, semakin tua kamu semakin bodoh saja. Kedua, semakin kemari kamu tampak semakin bingung pada pendirianmu seperti bunglon yang sering berganti warna kapan saja. Dan yang terakhir kamu masih jomblo sampai sekarang haha mana pacarmu?

Di antara itu kamu masih saja menulis, percaya sekali bahwa puisi bisa menyelamatkanmu dari banyak hal. Yaudahlahya, menurutku sih itu bagus sekali. Bukankah dari situ orang akan bisa membaca pikiranmu sekaligus tidak mudah menduga orang seperti bagaimana sebenarnya kamu ini? Kamu ini.. Haduh. Susah mau dijelaskan.

Sebelum aku menulis panjang lebar tentangmu waktu sekarang sudah menunjukan jam 00.02 WIB, jadi hari sudah berganti tanggal satu Oktober hahaha. 

Aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun Fanni Indra Pratama, aku tidak pernah membayangkan itu. Kamu ingat betul gemilangnya Jordan Henderson di Liverpool yang begitu bagus permainannya waktu kamu masih SMA dulu. Sekarang dia sudah tua sama sepertimu wkwkwk.

Fan, tahun ini Oktober menyapamu lagi seperti laki-laki keren yang butuh teman, teman untuk sekedar ngobrol yang bisa bikin ketawa satu sama lain. 

Bunga-bunga di taman depan rumahmu itu banyak belum mekar, hujan dan gerimis baru sesekali datang samar-samar. Tapi satu yang aku amati betul: Dari akhir September kemarin, ada aroma yang terus datang namun sulit dijelaskan.

Beberapa kali kamu coba tangkap, kamu hirup dalam dan kamu nikmati, kamu selalu membayangkan masa kecil, kecil yang sekolah menengah, sampai kecil yang umur lima tahun. Aroma itu cukup membantumu ingat kenangan-kenangan kecil, mirip buku album foto.

Fan, setiap ibumu ke dapur kamu selalu bilang “Ibu masak apa? Pasti sop ayam, ya? Aromanya udah kecium bu sampai teras rumah". Di umur-umur dua-tiga tahun kamu selalu menemani ibu masak di dapur, sambil memutar-mutarkan mobil-mobilan. Sesekali kamu tanya ibu, dan kamu jawab sendiri pertanyaanmu. Anak kecil.

Hirupan sesekali itu tak berhenti. Aroma itu mirip kertas yang memaksakmu terus menulis puisi, tentu tanpa paksaan yang harfiah. Hari lainnya datang, aroma itu kadang datang lagi dan tak kamu hiraukan benar. 

Ia kadang mirip perempuan kesepian, perempuan cantik nan memikat, atau anak kecil yang mengajak main di waktu sibuk. Dalam kesempatan lain, aroma ini menuntunmu juga ke pantai panjang, pantai tebaiknya Bengkulu yang selalu kamu banggakan itu.

Malam ini di Bengkulu sedang hujan, dan mantanmu sudah bersama laki-laki lain, kamu memang sudah melupakannya, kamu melupakannya sedingin hujan itu. 

Tapi aku tahu kamu, kamu kadang adalah pendendam yang malang. Kamu hanya berdiam diri, merasa kecil dan gagal. Kamu merasa perjuangan hidup adalah sia-sia. Kamu perlu perenungan tapi kamu sok tegar, kamu sombong. 

Tapi kamu diriku, bagian dari aku yang lain. Kamu tahu beberapa kebohongan pada cerita lamamu adalah langgam lawas yang di ulang, tapi kamu bersikeras memaafkannya, mewajarkannya, dan menerimanya. Pendek kata, kamu lemah selemah lemah orang!

Fan, kamu perlu tahu ada saatnya diam dan menganggap semua hal yang terjadi di sekitarmu baik-baik saja, tapi kamu tahu juga kalau kamu punya pilihan untuk peduli. 

Kamu tahu kamu punya pilihan untuk berempati dan bersedih. Kamu setuju perasaan yang melankoli melemahkan jiwamu, tapi kamu sendiri telah sejak awal setuju dilemahkan.

Semakin lama, aku semakin paham kamu selalu ada cara untuk menyikapi rasa lemah di jiwamu, yaitu melihat senyuman bapak dan ibu di teras depan rumah. 

Di India, Sario Brierly pernah hilang waktu umur lima tahun, berpisah dari ibu dan kakaknya, selama lebih dari tiga decade itu tidak ada kata LEMAH dan menyerah. Selama itu pula ikatan di antara mereka tak pernah surut. Aku mau semangat kamu seperti itu Fan,lawan rasa lemahmu!

Di tanggal satu Oktober yang penuh berkat, bagimu, sedikit banyak disyukuri apa-apa yang selama ini sudah kamu dapat dengan mudah maupun susah payah. Dua tahun lalu di tanggal yang sama kamu pernah mengatakan: Hari ini tanggal satu Oktober, mestinya bukan lagi mimpi-mimpi, tapi mimpi-mimpi yang sengaja dijadikan hidup.

Sebagai penutup dariku: Nikmatilah hari ini, pergilah ke pantai dan pegunungan supaya dapat berimajinasi untuk menulis. Aku membuat satu lagu untukmu tentu kamu harus denger, record lagunya sudah aku simpan di pc mu, tidak usah terkejut kalau bagus, toh nanti akan kamu setel berulang sebelum setelahnya kembali bosan. Hahahaha. Oh ya satu lagi, semoga Liverpool juara Liga Champions 2022/2023 ya haha seperti yang kamu harapkan. #YNWA

Berbahagialah dan berbahagialah Fanni Indra Pratama hehehe


Dari: Manusia paling keren setongkrongan anggut. 

Dokpri

Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama