SOCIAL MEDIA

Sabtu, 11 Februari 2023

Hujan tipis pun turun pelan-pelan di sabtu sore

Pukul empat sore hujan turun tanpa permisi yang sopan. Langit gelap sudah jauh terlihat sejak kami meninggalkan rumah, tapi sewajarnya manusia tamasya mantra harapan “Please, jangan hujan dulu.” Dirapal cepat-cepat sepanjang jalan. Beruntung, sayur asam sudah singgah di lambung. Ponakan juga baru saja melahap bubur racikan neneknya yang dipersiapkan sejak pagi. Tinggal separuh gelas es teh yang tersisa di meja, dicicip pelan-pelan demi menjaga manis di bibir.

Daun goyang-goyang kena rintik. Dalam satu peluk, ponakan masuk dalam gendongan. Kubawa ia ke tepi sudut pintu arah selatan sambil melihat anak-anak bermain hujan. Kulirik arah belakang, neneknya selesai beberes alat makan, duduk menyender dan menghabiskan es teh. Dalam bisik isyarat bibirnya bertanya “tidur?”

Kutengok sedikit arah bawah, ponakan terpejam dan nafasnya pelan teratur.

Alhamdulillah.

 

Malam yang panjang untukmu Zea

Beruntung oom mu seorang pembual

Malam itu kuceritakan apa-apa saja

Yang kami bisa lihat di teras

Sebab dinginnya hujan menahan langkah

 

Kenapa ada hujan

Cicak yang tiada lelah

Berjalan di atap rumah

Suara jangkrik yang rajin bikin bising telinga

 

Kutanya pada ponakanku, “apa itu cinta?”

Awawawawawawawawa jawabnya

Lugas

Tapi kami mengerti

 

Ditulis: Fanni Indra Pratama






Senin, 06 Februari 2023

Mencintaimu meski tak seberapa

Bagaimana cinta yang sebenarnya?

Pertanyaan itu selalu terlintas saat pertandingan liverpool tiba. Melihat gemuruh Anfield yang dipenuhi fans Liverpool membuat aku semakin iri. Mereka bersorak sesuka hati sedangkan aku harus gigit jari melihatmu di layar kaca.

Bukan aku namanya jika tidak menjurus ke dalam hati, menjadikan Liverpool sebagai kekasih, mungkin aku sebagian dari mereka yang menjadikan Liverpool adalah segalanya, dulunya. 

Kini seketika terpaksa teredam karena ada yang lebih penting dari mencintai Liverpool sampai tak masuk di logika, semakin tua dan semakin tahu, Liverpool itu selamanya dan bukanlah segalanya.

Hingga detik ini, aku mencintai Liverpool dengan caraku sendiri. Lewat tulisan ini aku ingin membuktikan betapa besarnya perasaanku terhadapmu. Tapi ada satu hal yang buatku ganjal terhadap isu fans loyal sama fans musiman.

Ingin ku ajukan pertanyaan padamu, ini dari aku yang tidak selalu menonton pertandingan tapi selalu mencuri waktu untuk tetap bisa menonton pertandinganmu. Aku tak selalu bersorak selama 90 menit ketika melihatmu berlaga, tapi doaku selalu mengalir lebih dari itu.

Tolong jawab aku, sama atau bedakah cinta seorang suporter loyal dengan mereka yang suporter musiman? Lebih setia siapakah diantara kita berdua? Bisakah kita duduk berdampingan tanpa merisaukan hal tersebut?

Sekali saja, aku ingin membuktikan cintaku terhadap club kebangaan Liverpool meski tak seberapa.

You'll Never Walk Alone


Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama