Hari masih terlampau pagi untuk aku yang seharusnya masih terlelap di harinya Liverpool. Nanti malam adalah pertandingan yang ditunggu-tunggu setelah sekian lamanya. Dan Liverpool sudah dirindukan sejatinya sepakbola di rumah sendiri. Beberapa hari sebelum ini, pesan-pesan kerinduan tentang pertandingan sudah kebak di lini masa. Sungguh, teman, hari libur sepakbola sama seperti anak SMA menunggu hasil ujian nasional.
Menonton Liverpool malam ini adalah seperti datang menonton sepakbola dengan pengalaman baru yang bisa dikabarkan ke sanak keluarga tidak dengan malu-malu, dan ini berita paling bagus dari sekian tahun ini. Dari layar pc,smartphone dan tv ada keasyikan yang beda dengan cara mendukung tim kebanggaan. Dengan chants dari rumah kerumah itu yang membuat kita sebagai Liverpool fans selalu semangat untuk mendukung tim kebanggaan. Dan dari situlah kita tahu bahwa mereka yang bermain di lapangan juga sedang dikobar semangatnya.
Anfield, Anfield, Anfield kamu tampak megah di lihat dari sudut mata yang merah ini, aku begitu mengagumimu dalam banyak hal. Kamu adalah perwujudan animisme dan dinamisme sekaligus. Anfield menghadirkan roh-roh kejayaan Liverpool. Segala terekam di Anfield seperti air terjun yang deras arusnya. Ia bisa saja menyegarkan, bisa saja menggelamkan. Anfield selalu menjadi bagian dari bagiamana fans Liverpool mengukir langkahnya.
Selayaknya pertunjukan komedi, Anfield seperti ada di ruang gelap dengan sorot lampu. Ia meraba hendak kemana sementara audiens menertawakan kebingungannya. Ia selalu begitu. Untung saja selalu ada para pendukung yang mendekor petunjukkan dengan apik, mempersiapkan mikrofon terbaik, dengan sorot lampu termegah. Selayaknya pula pertunjukan komedi, sekeras apapun tawa para penonton akan berakhir dengan riuh tepuk tangan karna pertunjukan berhasil. Seperti itulah Anfield
You'll Never Walk Alone!
Ditulis oleh: Fanni Indra Pratama