1.
Itu yang terakhir
Karena kini, layar dan perahunya sudah hancur
Tak mampu lagi pelaut itu memperbaikinya
Dan tak ada niat sama sekali
Biarlah sudah begitu adanya
Hanya diam berdiri di tepi dermaga
Menikmati deburan ombak dan semilir angin
Tanpa merisaukan perahunya, pun angan
Tak ada kesia-siaan di sana
Saat dia mencoba merajut kembali layarnya
Saat dia mencoba melebarkan layar perahunya
Dan saat dia mencoba menarik kembali jangkarnya
Mungkin dia ingin berhenti di sana
Atau memang harus terpaksa berhenti?
Karena badai yg datang tiba-tiba
Menghancurkan semuanya, dan dia sendiri
Hanya tersisa serpihan
Yg dia pun tak sanggup untuk melihatnya
Sesak memenuhi dadanya
Seakan untuk bernapas pun penuh upaya
Ketika malam datang
Kadang terpikirnya kenapa ombak tidak membawanya juga?
Membawanya ke tengah laut sana
Pada rembulan, melalui mangata
Kadang juga terpikirnya,
Kenapa laut tidak membawanya ke dasar sana?
Membawanya bersama serpihan perahunya
Dengan dirinya yg tersisa
Menenggelamkannya sampai dasar
Hingga air memenuhi dadanya yang sesak
Hingga air menutupi matanya yang layu
Dan hingga air memeluknya dengan sangat erat
Setidaknya dia takkan pernah merasa sendiri
Karena laut takkan melepaskannya
Setidaknya dia takkan merasakan apapun
Karena laut telah mengambil semuanya
Dia, mati
2.
Seharusnya sore ini kita ke pantai
Melihat sunset indah di bulan September
Dan meletakkan segala yang mesti kita rebahkan, supaya tak banyak percakapan nirmakna yang panas dan pedih
Tapi, oh, kita mestinya saling menggenggam saja
Memandangi laut dan melihat matahari tenggelam
Supaya angin membuat kita lupa
Bahwa selalu ada yang tak setuju di antara apa yang kita bicarakan
Supaya pantai makin dingin dan tangan kita bergenggaman erat
Dibawah langit senja malampun sudah mengintai
Matahari sudah tertidur
Sedangkan kita masih selalu membayangkan
Hana, Hana, Hana
Apa yang kamu risaukan?
Ceritalah
Ceritalah
Aku ingin menyelami jiwamu yang lebih luas
Ingin tahu apa yang kamu ingin dan mau
Kuketuk pintu hatimu dengan rasa khawatir
Tak perlu kamu buka pintunya.
Biarkan hatimu yang berbicara
Kurasa begitu sudah cukup
Ditulis: Hana dan Fanni
sang penyair mulai beraksi 😂
BalasHapus