SOCIAL MEDIA

Minggu, 17 September 2023

Laut dan kita

1.

Itu yang terakhir

Karena kini, layar dan perahunya sudah hancur

Tak mampu lagi pelaut itu memperbaikinya

Dan tak ada niat sama sekali


Biarlah sudah begitu adanya

Hanya diam berdiri di tepi dermaga

Menikmati deburan ombak dan semilir angin

Tanpa merisaukan perahunya, pun angan


Tak ada kesia-siaan di sana

Saat dia mencoba merajut kembali layarnya

Saat dia mencoba melebarkan layar perahunya

Dan saat dia mencoba menarik kembali jangkarnya


Mungkin dia ingin berhenti di sana

Atau memang harus terpaksa berhenti?

Karena badai yg datang tiba-tiba

Menghancurkan semuanya, dan dia sendiri


Hanya tersisa serpihan

Yg dia pun tak sanggup untuk melihatnya

Sesak memenuhi dadanya

Seakan untuk bernapas pun penuh upaya


Ketika malam datang

Kadang terpikirnya kenapa ombak tidak membawanya juga?

Membawanya ke tengah laut sana

Pada rembulan, melalui mangata


Kadang juga terpikirnya,

Kenapa laut tidak membawanya ke dasar sana?

Membawanya bersama serpihan perahunya

Dengan dirinya yg tersisa


Menenggelamkannya sampai dasar

Hingga air memenuhi dadanya yang sesak

Hingga air menutupi matanya yang layu

Dan hingga air memeluknya dengan sangat erat


Setidaknya dia takkan pernah merasa sendiri

Karena laut takkan melepaskannya

Setidaknya dia takkan merasakan apapun

Karena laut telah mengambil semuanya


Dia, mati


2.

Seharusnya sore ini kita ke pantai

Melihat sunset indah di bulan September

Dan meletakkan segala yang mesti kita rebahkan, supaya tak banyak percakapan nirmakna yang panas dan pedih 

Tapi, oh, kita mestinya saling menggenggam saja

Memandangi laut dan melihat matahari tenggelam

Supaya angin membuat kita lupa

Bahwa selalu ada yang tak setuju di antara apa yang kita bicarakan 

Supaya pantai makin dingin dan tangan kita bergenggaman erat


Dibawah langit senja malampun sudah mengintai

Matahari sudah tertidur 

Sedangkan kita masih selalu membayangkan

Hana, Hana, Hana

Apa yang kamu risaukan? 

Ceritalah

Ceritalah

Aku ingin menyelami jiwamu yang lebih luas

Ingin tahu apa yang kamu ingin dan mau

Kuketuk pintu hatimu dengan rasa khawatir

Tak perlu kamu buka pintunya.

Biarkan hatimu yang berbicara


Kurasa begitu sudah cukup


Ditulis: Hana dan Fanni 





1 komentar :