Tiap menjelang subuh
Jam 4 tepat
Kereta dan gerbong-gerbong rindunya
Siap menghantar kepergian siapapun ke Jakarta
Bagi yang miskin dan tidak mampu
Kepergian sangat berarti lebih
Bukan sebab perpisahan yang terus menerus meminta air mata ini turun
Tapi sebab perjuangan selalu erat dengan pergi jauh dan keringat jagung
Seperti ibu kota, sayang
Jam empat menyimpan sepi yang dalam
Bagi sanak-sanak perantau dari luar kota sana
Mereka gamang menanti jam paling khusyuk sepanjang hari
Sebagian dari mereka
Berjuang juga bagi cinta dan jarak
Menyebrang jembatan rindu yang panjang
Sebagian juga
Menyiapkan satu dus oleh-oleh remah
Bagi istri dan anak
Demi bubur dan beras putih
Dengar-dengar Jakarta ialah kota
Bukan sulap bukan sihir
Suka mengubah keringat jadi emas
Suka mengubah harapan menjadi kenyataan
Keajaiban
Kota yang penuh dengan mimpi
Tempat jutaan manusia menggantungkan impian
Surga-Nya para pendatang
Mesti sesekali bersama mereka
Ke Jakarta dengan kereta
Melafal doa
Menaruh janji
Menggapai impian
Mendo'akan langit merah yang segera hilang
Dan nasib yang tak lepas malang
Stasiun demi stasiun
Sampai bertemu lagi
Ditulis: Fanni Indra Pratama
Tidak ada komentar :
Posting Komentar