SOCIAL MEDIA

Kamis, 19 Desember 2024

Temani diriku



Sayang, sejak blog ini dibuat aku sudah menulis 99 tulisan. Ntah bagaimana blog ini lebih banyak menjadi tumpahan perasaan, sedih, seneng, kecewa, dan tentu jatuh cinta, ditumpahkan di sini. Orang datang dan pergi, nama silih berganti, setelah sekian lama, akhirnya muncul satu cerita tentang nama baru yang akan ku janji untuk menulis terus. Ya, nama itu, Felia

Seperti malam biasanya setiap pulang kerja selalu telfon kamu, pengen tahu kabarmu, ceritamu dan apa yang sedang kamu alami hari ini. Aku seneng ngobrol sama kamu, banyak hal yang kita bahas, salah satunya tentang tulisan. Dan tulisanlah menjadi kita dekat sampai  sekarang ini. 

Malam tanggal 18 april 2024 untuk pertama kalinya aku menulis tentangmu. "Untuk Felia, supaya kamu lebih kenal mas". Aku menulis dengan perasaan seneng dan bangga. Karena aku menulis untuk perempuan yang aku cintai, sampai saat ini. 

***
Sayang, ini tulisan kesepuluh ku untukmu. Aku engga menyangka namamu yang banyak ku tulis dalam blog seadanya ini. Aku tidak tahu ya hal apa yang membuatku pengen nulis tentang kamu. Pastinya itu, Cinta. Maka itu aku ingin merayakan tulisan ke 100 ini dengan menulis tentangmu. Spesial, bukan? Jawab jujur ya Ningsih, eh, Felia hahahahaha

Aku ingin merangkum semua tulisanku untuk mu. Sebagai pengingat kalau aku egois, sebagai pengingat kalau aku minta dimengerti, sebagai pengingat buatku dan kamu, kalau cinta kita kekal dan abadi. 

1. Untuk felia, supaya kamu lebih kenal mas https://www.anakanggut.com/2024/04/untuk-felia-supaya-kamu-lebih-kenal-mas.html

2. Sampai jadi debu

https://www.anakanggut.com/2024/04/sampai-jadi-debu.html

3. Menciummu pelan-pelan
https://www.anakanggut.com/2024/05/menciummu-pelan-pelan.html

4. Getir menjadi tawa bila kubersamanya
https://www.anakanggut.com/2024/06/getir-menjadi-tawa-bila-kubersamanya.html

5. Utamakanlah diriku di sisa hidupmu
https://www.anakanggut.com/2024/07/utamakanlah-diriku-di-sisa-hidupmu.html

6. Aku sadar ternyata aku tidak sekuat yang aku pikirkan dalam menghadapi dunia yang tidak aku suka
https://www.anakanggut.com/2024/11/aku-sadar-ternyata-aku-tidak-sekuat.html

7. Setidaknya cinta kita masih menyisahkan do'a
https://www.anakanggut.com/2024/12/setidaknya-cinta-kita-masih-menyisahkan.html

8. Walau pedihku bersamamu kali ini, ku masih ingin melihatmu esok hari
https://www.anakanggut.com/2024/12/walau-pedih-ku-bersamamu-kali-ini-ku.html

9. Ikat aku di tulang belikat mu
https://www.anakanggut.com/2024/12/ikat-aku-di-tulang-belikat-mu.html


10. Temani diriku


Sayang, dari semua tulisan yang aku buat, aku tulus mencintaimu tanpa sebab, tanpa jika, dan tanpa tapi. Tulisan ini bukti cintaku ke kamu. Sayangku, cinta kita ini besar lebih besar daripada perasaan yang memar. Kita pernah saling meluapkan amarah pada gelas yang kosong. Yang setelah itu akan kita bagi dua, lalu kita minum habis. Agar muncul lah senyum setelah tegukan terakhir. 

Aku ingat, ketika hubungan kita sedang tidak baik-baik saja kita merasa tersesat di tengah hutan. Ketika kita tersesat, kita saling memberikan sinyal menyesat. Yang pada akhirnya membebaskan kita dan memberikan kita cahaya untuk kembali berpulang sambil meninggalkan mereka yang sesaat.

Kamu engga percaya kalo kita memang sehebat itu? Kita pernah menceritakan mimpi yang sama. Yang tak pernah lupa kita amini bersama. Aku tahu kita jauh lebih tangguh dibanding badai ini. Aku tidak ingin, semua ini dihancurkan oleh krikil rasa yang mulai kabur.

Percayalah denganku, bahwa hati kita ini kuat. Bahwa cinta ini tangguh. Bahwa kita pernah bersama melalui ini sebelumnya. Jangan henti di sini. Kita lebih tangguh dari ini dan kita berdua tahu akan hal itu.

Sayang, badai akan selalu datang. Pasir dan kabut akan selalu menghalang. Namun, kita tidak boleh menunggu badai ini reda. Gapailah tanganku dan genggam sekuat-kuatnya. Mari kita menari lewati badai ini.

Sebagai penutup aku lampirkan tulisan lamaku untukmu, ini tulisan yang pernah ku buat untukmu di akhir bulan Mei. Saat hubungan kita lagi retaknya. Tulisan yang belum pernah ku upload di blog ini. Semoga kamu masih ingat. Semoga. 

ILYSM

Tidak pernah ada dalam pikiran mas, ada wanita di jaman sekarang yang masih mau membaca tulisan-tulisan engga penting. Tidak menyangka juga mas dipertemukan perempuan yang suka menulis. Tulisanlah yang membuat kita menjadi sekarang ini, pacaran. Terkadang Tuhan menentukan jodoh kita di luar perkiraan. Begitu menakjubkan. Kamu tahu sendiri wajah mas tidak menjual, selera fashion standar banget.Tapi ternyata ada juga gadis timur dari Pulau NTT yang bisa menerima mas seadanya mas.

Ya, dengan kata-kata, kami mulai berbicara dengan kata-kata. Tidak lisan, bahasa kami bahasa tulis. Kami tidak bertatap mata. Entah apa yang ada di kepala kami masing-masing kala itu. Tapi kami percaya, satu sama lain percaya. Sampai lagu "Bertahan untukmu" milik band Musikimia menyatukan kami setelah hujan di akhir Maret. 

Ini adalah bagian dari pencapaian proses "menikmati". Menikmati saat mas harus menunggu, menikmati dipandang sebelah mata, menikmati waktu-waktu sebelum terang datang, menikmati kata-katanya "Kalau ini mimpi, aku engga mau bangun mas."

Lebong, 28 Mei 2024
Aku menulis ini di kosan kecil yang dihuni dengan rasa tangismu yang tak kunjung usai
.


Ditulis: Fanni Indra Pratama

Selasa, 17 Desember 2024

Ikat aku di tulang belikat mu

 


Ada hal yang membuatku malam tadi merasa tak baik-baik saja. Perasaan cemburu dini hari yang berusaha untuk memendam dan menahannya. Hancur dan sedih yang begitu amat dalam yang aku rasakan. Aku tak mampu lagi menahan sesak dalam dada ini. Cemburu, sedih, bingung harus berbuat apa, dan kecewa semua melebur menjadi satu.

Pada tulisan ini aku ingin menuangkan semua rasa itu. Semoga dengan begitu, rasa sesak ini sedikit bisa lega. Malam tadi aku merasa cemburu. Cemburu banget. Sehabis kita telpon aku belum tidur. Aku menghabiskan waktu dini hari menscroll twitter. Ntah bisikan apa yang ada di telingaku seketika itu aku pengen buka second ig mu. BEEEEEMMMM!!! Hal yang engga aku sangka akhirnya terjadi. Aku melihat kamu membuka blokiran dan memfolback lagi mantanmu. Jujur hatiku sakit. Cemburu melanda perasaan ini secara tiba-tiba.

Aku tidak menyangka hal ini terjadi. Di mana dulu kamu pernah berjanji untuk tidak mau berkomunikasi lagi sama mantan-mantamu dan sekarang kamu membuka lagi pintu komunikasi sama dia. Aku beneran kecewa. Sangat.
Tetapi aku belajar untuk memahami hal itu. Malam setelah kamu tidur, aku mencoba menenangkan diri untuk tidak terbawa emosi. Dan pada akhirnya aku pasrahkan hingga terbawa pada mimpi.

Tentu kamu merasakan jika pagi harinya ucapanku telah berbeda dari biasanya. Aku langsung menceritakan mimpiku ke kamu. Menceritakan semuanya yang ada dalam mimpi itu. Setelahnya aku langsung menanyakan apa alasan mu memfollback lagi mantanmu yang di mana kamu berjanji tidak akan melakukan itu. Jawabanmu seolah-olah menembaku dengan senjata AK-47 yang bisa menembus hatiku. Kamu bilang "aku merasa jahat sudah unfollow dia" Astaga aku terkejut mendengarnya. Sejak kapan kamu punya perasaan kasihan ke dia? Sejak kapan? Dan lebih menyakitkannya lagi kamu memfolback dia saat hubungan kita baik-baik saja. Aku berusaha untuk menahan rasa amarahku, karena aku sudah berjanji ke kamu engga ada lagi nada-nada tinggi dalam komunikasi kita. Tetapi aku sadar. Keinginan manusia bisa berubah dalam kondisi dan situasi apapun. Termasuk juga dirimu. Akhirnya aku hanya bisa menerima penjelasanmu yang menyakitkan itu. 

Kamu tahu, Fel, aku sensitif terhadap mantan. Apapun itu. Kamu sering menanyakan mantan-mantanku yang buatku kurang nyaman, tapi dengan keterpaksaan aku menceritakan semuanya. Karena engga ada lagi yang mau ditutup-tutupin, termasuk yang baru-baru ini kamu ketahui. Aku orangnya tidak mau ada masa lalu yang belum selesai. Menurutku masa lalu perlu disikapi dengan hal yang menganggu. Tapi kalau kamu kurang setuju dengan perkataan ku tak mengapa, hanya saja kalau mengingat masa lalu membuat hidupmu tak nyaman. Aku tahu, tak mudah sepenuhnya menghapus ingatan masa lalu. Tapi kamu harus bisa menempatkan masa lalu dan kini secara terpisah. 

Kenapa aku menulis seperti ini? Karena perlakuan mu itu engga adil buat aku. Selama kita ribut tidak ada kepikiran aku mau menghubungi mantan atau mengingatnya, selama kita pacaran engga ada kepikiran buat unfollow dan folback mantan. Engga ada. Tapi semuanya kamu melakukannya. Aku merasakan patah hati banget, secepat itu perasaan kamu berubah. Secepat itu. 

Seperti tulisanku sebelumnya, aku tidak bisa jatuh cinta sendirian Fel, tidak bisa. Aku pernah melakukannya dan kalah. Aku tidak mau itu terjadi lagi. Kalau perasaanmu sekarang ada yang mengganjal tolongg, tolongg ceritakan ke aku, kalau ada salah tolong kasih tahu. Biar aku memperbaiki semuanya. Dan juga kalau seandainya usaha yang sudah ku lakuin untuk memperbaiki hubungan ini masih belum cukup membalikan perasaanmu, aku usaha lagi. Dan belum cukup juga, aku mundur. 

Beda kota, pisah raga, bukan masalahku 

Lihat wajahmu di layar, ku tetap bersyukur

Lirik lagu dari Feast- Nina, sangat relate denganku sekarang ini. Karena aku telah jatuh cinta padamu, maka aku akan mengusahakan cinta ini. Aku akan sedikit berdoa & meminta kepada Tuhan, tapi dari yang sedikit itu kumasukkan permintaan bisa terus hidup senang bersamamu. Terlepas sakit hati mengingat kejadian semalam. Aku akan memperjuangkan cinta ini. Ada satu hal yang perlu kamu ketahui, aku orang yang engga percaya ada cinta yang bisa selama-lamanya, tapi aku percaya ke kamu dan aku bisa mewujudkannya. Kita harus bisa. 

Satu kesenangan bersamamu itu sudah cukup. Dan aku mulai suka dengan kamu yang membiarkan rambutmu hidup dan bebas. Meskipun rambutmu menutup telingamu, aku masih suka untuk memperhatikannya. Takut ada yang bisik - bisik untuk ninggalin aku. Tapi aku rindu, dan cinta, dan itulah kenyataannya.

Ditulis ketika hujan sedang deras-derasnya, dan aku terjebak di kantor. 




Ditulis: Fanni Indra Pratama






Senin, 09 Desember 2024

Walau pedih ku bersamamu kali ini, ku masih ingin melihatmu esok hari


Bolehkah aku menulis janji di sini? Janji dari laki-laki dengan sifat keras kepalanya kepada wanita yang sedang mulai ragu rasa cintanya? Janji untuk tidak melakukan hal yang tidak disukai, tidak hanya untuk satu masalah, tapi juga untuk ribuan masalah yang akan datang silih berganti. Tidak hanya satu tindakan, tapi juga untuk ribuan tindakan di masa depan.

Aku sengaja menulis di sini, di ruang publik digital, di mana semua hal akan sulit untuk dihilangkan. Sengaja agar semua orang bisa membaca hal yang aku janjikan kepadamu. Akan selalu ada konsekuensi yang menakutkan untuk sebuah janji yang dituliskan di ruang publik digital seperti ini. Konsekuensi dari bacot netizen yang tajam dan tidak berperasaan. Jangankan membayangkan konsekuensi jika janji ini dilanggar, dan kamu mengunggahnya di media sosial, membayangkan apa yang akan dibacotkan netizen ketika tulisan ini dibagikan saja sudah takut. 

***

Aku tidak pernah membayangkan di tahun ini akan punya kisah cinta yang begitu berat. Tidak pernah sama sekali, bahkan aku tidak pernah menyiapkan apapun tentang ini.

Waktu aku bercerita tentang mengambil keputusan besar, rasanya aku sudah siap dengan segalanya. Aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Aku sadar waktu aku mengambil keputusan itu, masih ada masalah yang belum selesai, alih-alih berusaha menyelesaikannya, aku memilih untuk menganggap itu tidak ada. Itu sebuah tindakan yang bodoh.

Jika diingat, rasanya memang salah, tapi bagaimanapun, aku tidak bisa mengembalikan waktu, rasa sesal itu, biarlah jadi pelajaranku, untuk tidak seperti itu lagi.

Setelah pertengkaran hebat itu ada satu hal yang membuat perasaanku ganjal tentang hubungan kita. Setelah melewati masa-masa terberat dalam hubungan ini sikap dan keinginanmu sudah mulai berbeda. Tidak seperti dulu. Yang di mana kamu selalu excited banget tapi sekarang sudah tidak seperti dulu. Aku merasa ada keraguan dari cara kamu bersikap. 

Contoh kecil tiap pagi kita telponan sebelum ayam berkokok. Biasanya kalau aku yg nelfon kamu langsung angkat secepat mungkin tapi sekarang harus bunyi alarm dulu baru bisa bangun. Dan aku tanya kenapa seperti itu? Kamu bilang tidak bunyikan nada dering dan menurutku tidak masuk akal. Itu hanya sebagian saja. Aku hanya merasa kehilangan cara dia merespon.

Aku berupaya dan berusaha untuk merubah semua sifat keras ini untuk hubungan yang lebih baik. Aku ingin seperti fanni yang kamu kenal di bulan April. Dari amarah, emosi dan cara bersikap yang dulu sudah ku buang jauh-jauh. 

Hmmm tapi semakin aku ingin merubah semuanya kamu malah semakin slow respon, tidak seperti yang dulu. Bingung, dengan cara apa untuk meyakinkanmu. Apa semuanya yang sudah ku lakukan masih belum yakin? Ntahlah itu semua jawabannya ada di kamu. 

Selain mendo'akan orang tua ku, aku juga mendo'akan hubungan kita selesai shalat. Mungkin cara do'a kita berbeda tapi aku yakin doa kita akan didengarkan sang Pencipta. Aku pernah janji ke kamu, mungkin ini sudah berkali-kali ku bilang "engga ada satu haripun kamu merasa sedih bila bersamaku" Aku usahakan itu gimana pun caranya. 

Felia, aku tunggu kamu di rumah, di tempat di mana kita merasakan bener-bener jatuh cinta. Saat ini aku belum mengenali Felia. Felia yang aku mau bukan seperti ini. 

Felia sekarang adalah sosok yang membingungkan, pun begitu, akan aku kejar terus, beratnya, ringannya, senangnya serta sedihnya, juga dinginnya, adalah apa yang membuat seorang Felia, ya seorang Felia. 

Mungkin dia suka, mungkin juga engga, tapi yang penting, Felia saat ini, belum meminta aku untuk berhenti. Atas dasar sedikit kepercayaan dan Iman seadanya ini, aku berjalan. 

Seharusnya Felia engga tahu aku menulis ini. Aku juga enggak ada rencana mau kasih tau tulisan ini, tapi ya here I am. Karena galau dan bertanya - tanya, apa yang sebenarnya terjadi. 

Yang jika benar, apa yang terjadi di antara kita adalah benar adanya, dan kamu pun merasakan yang sama, tolong kasih tahu aku ya, tolongg. Aku engga kuat jatuh cinta sendirian, Fel. Aku pernah merasakan hal ini dan aku kalah. Melihatmu dari apa yang tampak oleh mata menghasilkan perasaan yang turun ke hati, lalu dari situ, aku harap, tidak kembali naik menjadi air mata. Aku akan usahakan hubungan ini, jika ada yang membuatmu tidak nyaman, mohon diberitahu.

Pulanglah Sayang, aku tunggu kamu. 


"Walau pedih ku bersamamu kali ini

Ku masih ingin melihatmu esok hari"

Hindia - Evaluasi


Ditulis: Fanni Indra Pratama


Minggu, 01 Desember 2024

Setidaknya cinta kita masih menyisahkan do'a



Malam ini angin besar dari utara menghempas badan

Hujan turun bebarengan kadang bikin demam 

Sekali kita pening hanya oleh gerimis

Manusia memang renta dan kita tidak luput dari itu

Mudah sakit tapi selalu bisa sembuh

Mudah menangis tapi selalu bisa tersenyum

Mudah marah tapi selalu bisa tertawa

Sayangku, Felia

Dengan semua yang sudah terjadi 

Maaf atas kegaduhan yang pernah dibuat 

Cinta yang besar dan pengorbanan besar 

Selalu di abaikan dan berujung penyesalan

Tapi percayalah satu demi satu akan pergi 

Hingga menyisahkan kita berdua

Di dunia yang sementara 

Dan cinta kita masih menyisahkan do'a


PS: Sayang, malam ini aku belum bisa tidur, dikarenakan suara hujan deras dan ada beberapa hal yang aku pikirkan soal hubungan kita. Intinya aku tidak mau kehilanganmu. Ini ada satu puisi yang ku buat untukmu. Aku sayang kamu. Selalu

Ditulis: Fanni Indra Pratama

Kamis, 28 November 2024

Aku sadar ternyata aku tidak sekuat yang aku pikirkan dalam menghadapi dunia yang tidak pernah aku suka


Aku bingung kalimat apa yang mau di awali menulis tentangmu. Coba ku ingat terakhir nulis tentangmu mungkin pada saat aku masih ngekost di Kabupaten Lebong. Lumayan lama juga ya? Eh engga deh, aku baru ingat. Ulang tahunmu aku menulis tentangmu hehehe maaf ya seng aku sering lupa. 

Oke seng, langsung aja ya. Ada yang ingin aku sampaikan sesuatu ke kamu, tentang hubungan kita. Ini semua jujur dari aku. Ini semua untuk kamu, engga ada yang lain.

Seminggu terakhir ini aku merasakan galau yang luar biasa. Aku merasa kacau, aneh dan linglung. Itu semua disebabkan sifatmu yang akhir-akhir ini slow respon. Aku tidak tahu perubahan apa yang ada dalam dirimu. Kamu tau sendiri hidupku selalu ada kamu. Apa-apa ke kamu, semuanya ke kamu. Ketika kamu berubah sifat seperti itu aku merasa kesepian, merasa sendiri, merasa kehilangan. Aku merasakan yang tidak pernah aku rasakan dalam beberapa tahun terakhir ini. Sekali lagi, hidupku terlalu banyak kamu.

Malam tadi telfonan kita bahas semuanya. Kamu jelasin ke aku kenapa kamu bersikap seperti itu. Aku mendengar semuanya dan memahami kata perkata yang kamu jelasin. Sampai aku tahu di mana letak salahku. Setiap manusia pasti ada batas kesabarannya mungkin kamu sudah merasa di batas kesabaran untuk menghadapi sikapku yang super egois. Kamu terlalu baik, setiap aku marah selalu nenangin aku. Sampai kamu menahan amarah dan air mata ketika aku ngomong sesuatu yang tidak mengenakan. 

Aku minta maaf ya seng, selama ini aku mencintaimu dengan cara yang salah, dengan cara yang tidak aku suka, dengan cara yang bukan seseorang Fanni. Untukku, seorang laki-laki seharusnya mencintai apa adanya, menjaga hati dan perasaannya. Tapi nyatanya tidak, aku cuma bisa mencintaimu tapi tidak menjaga perasaanmu. Aku salah, aku brengsek, aku egois. Bodohnya aku tidak intropeksi diri. Itu kesalahanku. 

Aku ingin sekali membalik keadaan seperti awal kita jatuh cinta, saling sayang dan saling mengerti. Aku ingin mengubah sifatku yang batu ini. Aku ingin mencintaimu lagi. Seterusnya. Yang aku yakini sekarang cinta bukan tentang saling suka tapi bagaimana kita membuat cinta itu tulus, sabar tanpa sebab. Satu hal, Felia, kesabaran untuk mencintai itulah yang tidak ada dalam diriku sekarang. Aku terlalu memikirkan perasaan ku tanpa memikirkan kesabaranmu menghadapi caraku yang keras ini. Aku sadar ternyata aku tidak sekuat yang aku pikirkan dalam menghadapi dunia yang tidak pernah aku suka. Sekali lagi, Seng, aku ingin mencintaimu yang akan hidup bersamaku sehidup semati, sampai tua, sampai jadi debu. Seperti lagu sakral kita.

Hmmm aku bingung seng, mau nulis apalagi. Semuanya sudah aku sampaikan. Atau aku berhentikan saja tulisannya di sini? Hmmm tidak, aku harus menulis, sampai kapanpun terlebih ini untukmu. Lanjut, ya. 

Ada beberapa pertanyaan yang ingin ku sampaikan ke kamu

"kenapa kamu harus jadi orang yang bisa selalu lantang panggil aku sayang sedangkan aku selalu panggil kamu dengan kata seng?"

"Kenapa kamu harus jadi orang yang aku dulu baru lainnya sedangkan aku masih sering kelimpungan dengan rutin sampai lupa balas ucapan selamat malam."

"Kenapa kamu harus jadi orang yang selalu memprioritaskanku sedangkan aku setiap harinya cuma berpikir enaknya ngetweet dan ngetweet."

Felia, maaf aku bukanlah pacar yang sempurna dan bahkan seringkali mengecewakanmu, tapi aku akan berusaha membuatmu senang bahagia dan tidak membiarkanmu susah. Pepatah cina mengatakan dalam lautan kita tau, dalamnya cinta aku sama kamu kita engga tahu. Engga ada yang tahu sayang. Selama kita hidup, aku cuma ingin selalu berusaha kamu mengicip sedikit dari cinta yang indah itu, sebab kita tdak akan pernah sanggup menampungnya. Indah sekali, sangat indah. Aku pengen kita selalu berada disitu. Sedikit marah-marah banyak bahagianya. Semoga sepanjang waktu sampai maut memisahkan kita. 

I love you so much dan kamu akan tetap begitu sayangku. Makasih ya kamu sudah terlalu sabar ke aku. Kita sama- sama mengarungi ombak yang besar dihadapan kita nanti ya. Aku menulis ini saat sedang merindukanmu, mungkin saat kamu baca sudah berada di kota Makassar. Itu saja yang ingin aku sampaikan. Aku mencintaimu selalu.


Ditulis: Fanni Indra Pratama


Selasa, 26 November 2024

Membebaniku

Seminggu terakhir ini aku merasakan sakit, namun aku tidak tau sakitnya di bagian mana. Aku hanya merasa semua hal terasa menyakitkan dan aku tidak ingin berlarut di suasana itu.

Aku memilih untuk tetap melanjutkan hari-hariku, dengan segala kesibukanku, berharap semuanya berlalu dan sembuh dengan sendirinya.

Tepat seminggu lalu aku merasakan hidupku kosong yang penuh luka. Berat, sangat berat. Aku tidak tahu kemana harus berjalan. Pandanganku semuanya gelap, tidak ada satu cahaya pun yang menyinari perjalananku. 

Akhirnya aku memilih meninggalkan semua luka itu dibelakangku dan menghadapkan pandanganku ke depan, mendekatkan hatiku kepada Tuhanku, mencoba membangkitkan semangatku, menaikkan valueku, menuruti semua yang aku inginkan dan mengupayakan bahagiaku dengan caraku sendiri.


Sekalipun jauh di dalam lubuk hatiku, aku tidak tahu, apakah yang kulakukan ini tepat atau tidak.


Ditulis: Fanni Indra Pratama


Minggu, 17 November 2024

Hujan menjelang akhir tahun

Setiap sore hujan turun dalam tiga hari ini, merata di seluruh Bengkulu. Aku tidak membenci hujan, tapi hujan menjelang akhir tahun tidak terlalu aku suka. Dulu menjelang akhir tahun adalah musim di mana anak-anak bermain layangan, angin kencang, kondisi terbaik untuk terbang, tapi sekarang sudah berbeda.

Di Indonesia kita mengenal 2 musim, musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi karena ada cukup sinar matahari yang menaikan suhu permukaan, cukup hangat untuk menguapkan air laut, berkumpul menjadi awan, tertiup oleh angin, lalu jatuh sebagai hujan. Kalau musim kemarau, sebaliknya suhu permukaan cukup dingin, tidak cukup untuk menguapkan air di lautan.

Baiklah, sembari menunggu hujan reda, mari kita nikmati secangkir bandrek dan sepotong roti kukus, tapi tunggu, di sana ada potongan coklat, aku akan menyebunyikannya, menikmati manisnya pelan-pelan, hanya untukku… Ya.. Hanya untukku…



Ditulis: Fanni Indra Pratama



Senin, 11 November 2024

Kebohongan hidup

Sebenarnya hidup tuh harusnya simple ya? Bangun, sarapan, kerja, capek, tidur, bangun lagi.. Atau.. Sesimple lahir, jadi bayi lucu, lalu jadi anak kecil yang bahagia, terus jadi remaja idola, kemudian jadi dewasa panutan. Tua, lalu mati masuk surga..

Tapi kenyataannya engga gitu sih. Pasti ada aja yang terjadi, hal-hal yang tidak terduga. Hal-hal di luar rencana. Kadang ada hal yang membuat kita berpikir "Nih kayanya ada yang salah nih?", lalu mencoba menganalis hidup, seakan-akan hidup adalah sebab-akibat yang bisa diprediksi, padahal tidak pernah ada yang pasti dalam hidup ini, kecuali kematian dan ketidakpastian itu sendiri..

Halaah Ini apa coba, gegayaan banget kamu nulis kaya gini, Fan. Kek hidupnya paling susah aja.


Ditulis: Fanni Indra Pratama

Jumat, 11 Oktober 2024

Hilang

Ada yang bilang "Waktu adalah penyembunyi terbaik", bukan. Bukan penyembunyi, tapi pencuri, ia bisa menghilangkan segala banyak hal.

Semua senja yang merah merona itu, akan hilang ditelan waktu, juga kenangan yang pernah dibuat, ingatan-ingatan dan rayuan yang memabukan, sampai rasanya tidak ingin menghilang. Semuanya akan hilang perlahan seiring berjalannya waktu.

Mungkin kita hanya perlu menunggu, apapun yang kita tidak inginkan, biar sang waktu yang mengambilnya, ya kita hanya perlu menunggu.

Kita yang dulu berjuang, untuk sebuah harapan, juga telah hilang. Lalu, bagaimana yang tidak pernah datang?




Ditulis: Fanni Indra Pratama

Selasa, 01 Oktober 2024

Hepy besdey manusia paling keren setongkrongan Anggut

29 kali aku nyampe di 01 Oktober ini. Gila, 29 broo. Di tahun ini pula aku ulang tahun terakhir di umur 20an. Angka yang banyak, yang harusnya cukup untuk menjadi dewasa, penuh pengalaman, penuh cerita, eh engga penuh-penuh amat sih, tapi yang pasti banyak lah..

Semua orang perlu satu hari untuk jadi hari renungan selama satu tahun kebelakang, dan untukku hari ini. 

Jadi ada apa di angka 28 kemaren? Hemmm… kayanya engga banyak perubahan, masih gitu-gitu aja, kayaknya setahun kebelakang ini fokusnya malah ke investasi, belajar investasi lebih tepatnya. Yang lainnya? Lagi belajar bahasa Inggris, ntah kenapa aku mau fokus ke grammar. Bahasa inggris ku sekarang masih engga terlalu bagus, walaupun beberapa kata udah mulai ngerti, bahkan untuk menuliskan apa yang telah terjadi di setahun ke belakang aja bingung.. Tapi ya udahlah, intinya tidak ada perubahan yang besar di setahun kebelakang. 

Ya sudah, mari kita tutup catatan tahun lalu dan buka catatan tahun baru, mengisinya dengan hal-hal yang ntah bagaimana.

Udah mau magrib nih, pulang dulu ah, ibu masak gulai udang tempoyak, gulai kesukaan hihihi. Bye





Ditulis: Fanni Indra Pratama

Jumat, 20 September 2024

Mari kita rayakan lagi

Tahun depan kita akan mengulang momen ini

Menemanimu bermain pasir pantai di bawah langit merah Kota Bengkulu

Aku akan menggunakan sepatu biasa

Dan kamu berhak tampil sebagai tuan putri

Yang paling berbahagia sampai matahari menggelamkan dirinya

Selamat ulang tahun, Zea

Tumbuh kembanglah dengan gembira dan berani

Seperti do'a kemenangan yang sudah-sudah

Tapi janji, kalau ngantuk engga usah pakai nangis 🥰🤗😍


Salam hangat dari oom mu, Manusia paling keren setongkrongan Anggut.


Ditulis: Fanni Indra Pratama


Jumat, 13 September 2024

Friday I'm In Love

Termenung dengan lagunya The Cure yang Friday, aku ke masjid. Bukan, bukan itu, tapi Friday, I’m In Love, mari kita bahas sesuatu yang berhubungan dengan cinta. Iya, karena lagu itu maka secara tidak langsung beberapa orang di dunia ini, menganggap Jumat adalah hari untuk cinta, CINTA ya bukan bercinta hahaha

Oke, lanjut, kenapa Jum'at ya? Ada apa dengan Jum'at? Kenapa engga Kamis? Rabu? Atau Selasa? Mungkin karena Sabtu hari pemalakan oleh pacar(kalau punya), Minggu bokek dan kecapean, Senin hari menghadapi kenyataan pahit kehidupan kantor, Selasa, Rabu, Kamis itu nama-nama hari, maka Jum'at adalah hari yang pas untuk dibilang hari jatuh cinta, ya begitulah kira-kira filosofinya hehehe

Oke, itu tadi ngaco, jadi gini ceritanya tadi pagi muncul twit tentang LDR, twitnya kira-kira seperti ini "LDR 5 tahun, itu pacaran apa nyicil motor?". Aku pribadi tidak masalah dengan orang yang LDR, tapi LDR bertahan sampe 5 tahun itu WAW banget atau emejing banget untukku. Aku juga pernah LDRan, pernah merasakan rindu dari jauh. Menurutku LDR yang sehat itu hanya sampai 3 tahun, lebih dari itu kamu akan membuang waktumu. Maka kamu harus mencoba dengan yang lain, mungkin lebih baik, tapi bisa jadi lebih buruk, kalau kamu dapat yang lebih buruk, kamu minta balikan, itu juga kalau kamu engga malu.

LDR adalah model pacaran yang cocok untuk jaman sekarang, di mana ruang dan waktu tidak terasa lagi, jaman di mana kemungkinan bertemu orang baru setiap harinya begitu besar, kita tidak lagi hidup di jaman Ariel Peterpan, di mana kita bahagia setelah mendengar lagu "Mungkin nanti", tapi kita hidup di jaman emoticon kepala botak yang bisa mewakili rasa, baik itu seneng, sedih dan kecewa. Maksudku gini, jaman sekarang ini lebih baik kamu berkenalan dengan banyak orang, jalan, ngedate, ttman, atau apalah itu, dengan dengan beberapa orang sebelum menjadi hubungan kamu menjadi serius, karena penasaran kamu habis di masa muda, dan kalau akhirnya kamu tetap milih pasangan LDR kamu, setelah jalan dengan banyak orang, berati memang orang itu yang bener-bener pas sama kamu, iya kan? Iya-in aja deh biar cepet. Lebih baik kamu playboy atau playgirl di masa muda, daripada jadi om om genit dan tante girang di masa tua, karena itu enggak bagus men. 

Aku sendiri yang pernah mengalami kegagalan cinta (Kegagalan cinta… Dangdut banget men!), mencoba untuk lebih terbuka, sabar dan bisa mengontrol emosi. Karna ku tahu dalam sebuah hubungan itu saling mengerti sangat penting. Penting banget. 

Tapi untuk kamu-kamu yang sudah menyandang gelar jomblo tetap, jomblo ngenes dan  jomblo konsisten, dengan jumlah mantan gebetan lebih besar dari mantan pacar, dan sudah masuk kedalam zona aku-bukan-siapa-siapanya-kamu lebih sering dari jumlah bintang-bintang di angkasa, teori mencoba jalan dengan beberapa orang ini tidak disarankan untuk dilakukan, karena bisa jadi ketika kamu dapat pacar, lalu mencoba teori itu, dan berakhir dengan kaburnya sang pacar, kamu membutuhkan bertahun-tahun untuk dapat pacar lagi, jadi sebaiknya untuk para golongan di atas, kalau sudah dapat pacar, cepat-cepat diresmikan saja, dari pada naik level jadi jomblo legenda.

Nah jadi begitulah kira-kira cerita cinta kali ini. Udah ah, mau potong rambut dulu, siapa tau mirip Ariel Noah. Amiinn



Ditulis: Fanni Indra Pratama


Kamis, 29 Agustus 2024

Senja menghilang di jam 18.00 Wib

Setelah pulang kerja aku melihat langit sore, lama menatap langit, tampaknya sore ini pun tak lagi membawakan senja. Aku heran, kemana senja itu hilang? Bukankah dulu senja selalu datang?

Akupun melanjutkan perjalanan, berjalan di setapak yang selalu dilewati saat senja datang menemui. Aku mengingat moment dengan senja yang datang dengan senyuman, sesekali dia mendekap, hangat, dan ciuman itu. Manis, tak pernah terlupakan. Dihadapan lautan biru di depan pasir putih begitu muram, tak ada lampu jalan, hanya pohon yang daunnya mulai berguguran, berserakan.

Ada yang hilang dalam dirinya, sebuah bejana yang tempo hari senja bawakan, bejana yang membiru. "Marah setiap hari" begitu katanya, sambil tersenyum. Dan Ia kini kehausan.. Haus.. Bahkan ludahnya pun mengering..

Di hadapannya ada selembar kertas, dan pensil di tangan kanannya. "Kamu yakin akan mengatakan itu?" tanya dirinya yang lain. Dia diam. "Susah sekali mengerti perasaanmu" dia melanjutkan. "Aku tidak peduli” jawabnya. 

Dilipatkan surat itu menjadi pesawat kertas. Dia menatap langit sore dalam-dalam, Dia lemparkan pesawat itu kuat-kuat. Terbang… Pesawat itu terbang menjauh dari keramain. Dia tidak tahu apa surat itu akan dibaca oleh senja atau malah ditemukan oleh pekatnya malam.. Lalu dibuang…

Dia tetap berjalan, melewati dedaunan berserakan, dahan pohon yang mengering. Dan sore yang tak lagi membawa senja..


Ditulis: Fanni Indra Pratama

Sabtu, 03 Agustus 2024

Di bawah langit tuhan bintangpun bermunculan

Sudah lupa sejak kapan aku menikmati waktu  menyendiri seperti ini. Lupa apa yang terjadi sehingga kesendirian ini menjadi candu untukku. Kesendirian emang membiarkan banyak tempat kosong tanpa emosi, tidak senang, tidak sedih, tidak pula marah, semua terasa hampa, dan itu candu

Di bawah langit Tuhan 03 Agustus 2024, aku merasakan lagi momen seperti ini. Sendirian dalam kesunyian. 



Senin, 29 Juli 2024

Utamakanlah diriku di sisa hidupmu

Kamu masuk SMA kan baru 7 tahun lalu, katamu. Hahaha ya itu sepertiga umurku sekarang, dasar 😁. Kita tidak tahu dan, kecuali ada serangan zombi dari planet lain mungkin tak akan pernah tahu bagaimana rasanya punya dunia yang hanya punya dua jumlah penghuni. Aku dan kamu saja, seperti misalnya kita berada dalam film The Last Man On Earth. Tanpa orang lain, tanpa keriuhan, tanpa perempuan, tanpa sesuatu selain kita yang kita perlu payah-payah memusingkan. Dunia ini selalu menawarkan hal-hal di luar aku dan dirimu, kadang menjengkelkan dan meremukkan. Tapi biar kuberitahu padamu malam ini di malam yang sangat Say You Will And We’ll See Every Dream Come True, bahwa cinta ini cukup, selalu lebih dari cukup. Dan kita akan menaklukkan setiap yang kita takutkan, apapun rupanya. 

Selamat ulang tahun ya, aku tahu, mama papa tidak pernah berharap ada hal lebih baik untuk terjadi pada mereka hari itu selain bahwa pekik tangis di sudut kamar pandang dari bayi perempuan mereka akan tumbuh segar menjadi tawa-tawa gembira sepanjang musim: Aku mencoba menyelaminya hari ini. Jl bhakti mulia no 4a. Setelah tulisan ini rampung, aku akan mendoa hal yang mirip-mirip. Semoga hari ini di umurmu yang dua tiga, setiap keluh darimu sepanjang waktu tumbuh mekar jadi sukaria, sukacita, sehat dan panjang umur. Kamu tahu bahwa aku mengasihimu super sekali- tanpa perlu kutulis dan kukatakan 1000010 juta kilometer/jam hehehe..
Ditulis: Fanni Indra Pratama

Kamis, 18 Juli 2024

Meski ramainya kota ini terasa begitu sunyi

Aku menggerutu di jalan-jalan panjang, aspal kering yang riuh oleh pejalan. Pejalan yang menghabiskan keluh kesah dengan bersembunyi dari segala pekik di rumah jauh. Kalau boleh kubilang, kebohongan apa saja yang melelahkanmu tak akan mungkin membuatku kesah. Sebab telah kusaksikan sisa-sisa bathin manusia, yang bermuka dua dan berjejal dengki. Kebohongan tentang hidup hype yang dibikin rumit. Kendaraan lalu lalang di sepanjang tubuhku. Aku tak akan mengutuk temenku apalagi matahari. Doa-doa akan kubawa dalam diam, dalam ucapan yang kosong. Sehingga ketika menggerutu itu makin mendesah menjadi tangis bayi, kau tak akan membayangkan lagi bagaimana seseorang itu akan hamil. Aku adalah jalan dengan umur yang tak lagi kuhitung, seperti wajah-wajah itu pun, serta kurekam dalam kemuliaan. Dalam rekaman yang macam-macam. Mungkin saja mendung takkan datang di besok lusa tapi kesedihan tak akan pergi dari situ. Kota ini mungkin akan terus tumbuh, dan aku tak mungkin akan menyalahkanmu. Menyalak-nyalak seperti piaraan yang oren itu. Percayalah.

Cinta mungkin akan mempertemukan kita lagi. Malam dingin menciptakan teh panas yang pahit, barangkali tahu goreng dengan cabe rawit paling sempurna akan membawa ranjang kepada kita. Di sana kita akan menempelkan nama-nama negara dari dada sampai rongga-rongga yang membuatmu geli itu. Lalu akan kubisikkan satu mantra dalam cerita orang-orang dulu, teriakan yang menggetirkan cinta-cinta pujangga. Akan kutempelkan aku dalam dirimu, sampai kau mengerang aku, menjadi aku, menjadi jalan yang abadi.


Ditulis: Fanni Indra Pratama

Sabtu, 06 Juli 2024

Dibalik hujan ini masih menunggu kabar baik

 

Tiap orang punya rahasianya masing-masing

Sesuatu paling sunyi dalam ceruk jiwa mereka, yang bahkan bumbu kuning pun tidak boleh busuk

Untuk semua itu, dalam dirimu, dan juga jiwamu

Aku akan setia senantiasa menunggu di luar pintu

Di ujung rindu

Di tempat yang aku tak akan menciummu dengan sengaja

Dan cinta, seperti yang kamu bayangkan dan kita kenang dengan segala yang kita inginkan

Adalah air hujan
Yang tetap jatuh
Dalam kawanan gumpal awan


Ditulis: Fanni Indra Pratama


Selasa, 25 Juni 2024

Terima kasih Kabupaten Lebong

 

Jangan marah apalagi mengumpat
Sebab kemarahanmu akan mengurangi
Rindumu pelan-pelan
Seperti akan melupakan
Kabupaten ini
Dan pergi

Kabupaten ini, adalah aku
Aku telah memberi banyak kenang
Dan sekian kemungkinan
Beberapa jalan cinta tercipta untuk dikerjakan
Sedikit demi sedikit yang mesti kita tahu

Kamu tidak akan percaya
Bahwa aku bisa tinggal di kabupaten ini
Selama 8 bulan yang pendek
Dan rindu yang panjang

Tapi begitulah kabupaten kecil ini
Dia suka buat dada kita bergetar
Lebih keras dari biasanya
Membuang rindu dan mengemis ketabahan
Seraya berbisik
Bahwa kenyataan itu,
Adalah sebenar-benar semaian rasa
Yang perlu kita tuai betul-betul

Di kabupaten Lebong yang kecil
Biarlah perasaan kita kecil juga
Oleh sajak-sajak yang bikin rindu
Di irisan tipis bait-bait puisi ini
Oleh jarak marah dan rindu diam-diam
Sekali lagi
Terima kasih, Lebong


Ditulis: Fanni Indra Pratama

Rabu, 19 Juni 2024

Getir menjadi tawa bila kubersamanya

Dia menangis. Dia marah. Dia menangis lagi. Marah lagi dari kamarnya yang singup. Dia luntang lantung dan mati gaya. Tapi memang tak ada lagi yang bisa dilakukannya untuk keluar dari cerita cinta yang sangat kelam. Cerita cintanya kelewat susah, tidak bisa ditebak. Kekasihnya mengatakan padanya bahwa tidak akan menulis lagi untuknya, itu artinya, kekasihnya sudah tidak ada rasa cinta dan kasih sayang (Sebenarnya bukan begitu)

Hujanpun berangsur reda, tapi petir dan geletar halilintar belum juga berhenti. Setelah lelah dan penat dan luntang lantung, dia memilih menyendiri di kamarnya yang mungil.

"Kenapa kamu tidak mau menulis lagi untukku? Sedangkan kamu bilang tiap tulisan mewakili banyak perasaan kasih sayang."

Kata-kata kekasihnya tak pernah benar-benar menjadi sebuah pertanyaan. Terhadap takdir, dia tahu betul bahwa pilihan tak begitu banyak dihadapannya.

Suatu siang yang sangat panas dan tak banyak omong, kekasihnya sudah berkali-kali meyakinkan bahwa rasa cinta ini akan bermuara di pelabuhan cinta, pelabuhan yang ada hanya dia dan kekasihnya. Tapi keyakinan perlu kehendak kuat, juga kehendak Tuhan, kekasihnya tahu betul soal ini. Kepergian terjauhnya adalah ke rumah temennya, dia bercerita, tertawa, dan melepas rasa beban yang begitu berat. 

Semua orang tahu orang yang menanggung beban berat adalah orang yang siap menghadapi cobaan, dan hidup seseorang tak pernah lepas dari ini, seberapa pun dan beruntungnya seseorang.

"Kenapa kamu tidak mau menulis lagi untukku?"

Kekasihnya bingung dengan pertanyaan yang diulang, sedangkan jawaban dari pertanyaan kemarin belum juga mampir ke benaknya.
Dia menikmati sepi kamarnya dengan getir, dengan kesedihan dan muka linglung, dengan kopi sachet yang kebanyakan air, dan dengan air matanya sendiri.

Dia tahu kekasihnya ini keras kepala, batu. Sudah beberapa kali bardebat tapi tetap percaya sama pendiriannya. Hal-hal semacam ini lumrah sekaligus tak bisa dihindari. Dia bertahan. Air menggenang di setiap hilir kali, di setiap diri dan nadi. Di pikirannya apalagi, dia sungguh tak bisa berbuat apapun yang spektakuler untuk mengubah suasana. Derit kursi dan cinta-cinta murah, demi itu semua segalanya memang manis.

"Kalau saja kamu mau menulis lagi untukku… aku akan… "

"Akan apa?"

"Akan selalu mencintaimu sampai di keabadian tidak ada siapapun lagi"

"Tapi kamu tahu bahwa seratus persen cinta di hati ini tak sepenuhnya milik kamu, kubagi padamu sembilan puluh persen, bahkan sepersen pun kamu bilang cukup untuk membikin kamu yakin."

Dia dan kekasihnya tak pernah betul-betul bertengkar. Dia tahu kesedihan mesti disimpan sendiri dan sebaik-baiknya. Di hadapan banyak orang, mukamu harus segar dan tak boleh muram, tak boleh tertekuk apalagi mendung. Inilah yang paling vital sebagai manusia, dia tahu bahwa kamu harus hidup dengan citra sebaik-baiknya. Kekasihnya tetap diajak ngobrol, video call dan zoom bareng, cintanya masih dijaga sama besar, tapi…

Apa yang paling kuat dari kata tapi? Satu kata ini bisa membalikkan keadaan baik jadi kritis, dan keadaan buruk jadi melegahkan. 

Tapi, cinta yang dia pegang itu menyusut seminggu belakangan. Dia tak bisa lagi menulis kata-kata romantis seperti: Aku aku aku aku cinta cinta cinta cinta kamu kamu kamu, apapun apapun, sedalam sedalam sedalam, apapun apapun, pada siapapun, kau melabuhkan rindu. kumpulan kata-kata ini ditulis di blog pribadinya. 

Kamar kecil yang buat dia menangis memang aneh. Penghuninya aneh. Dia tahu kalau dia aneh. Seleranya pada laki-laki penulis juga selalu diolok-olok oleh kawan-kawannya. Dia banyak temen dekat. Di sekitarnya banyak tumbuh harapan dan kenyataan. Dia sangat membenci malam. Membenci sekaligus menyukainya malu-malu.

"Malam cuma membawakan pada dia dua hal: tangisan dan suara dengkur (ngorok) ."

"Aku tak menyukai suara tangisan, apalagi dengkur. Keduanya begitu lalim dan tak punya pengertian.

"Percayakah kamu, bahwa ada manusia hidup seperti malaikat?"

"Di lorong-lorong gang, orang mabuk pun bisa merasa suci. Di motel-motel reyot, para pelacur punya niat baik. Lantas apa yang kamu harapkan, kekasihku?"

"Percayakah kau, bahwa ada cinta tanpa mengharap imbal balik?"

Kekasih yang keras kepala, tidurlah. Tidurlah. Di sampingmu ada laki-laki Jawa yang sama keras kepala juga, harapannya semoga tidak ada lagi pertengkaran yang melibatkan perasaan yang jauh. Sudah cukup. Batinnya tersiksa, mungkin dia juga. Satu hal yang kamu ketahui, kekasihmu tidak akan meninggalkan mu. Mau seburuk  apapun itu. 

Tulisan panjang ini mungkin tidak akan sampai di mana pun dia berada sekarang. Tapi dia tahu kemana semua doa dialamatkan.



Ditulis: Fanni Indra Pratama

Selasa, 11 Juni 2024

Lembahyung Senja di GBK

Bergegaskah kita menanti malam yang panjang

Rutuk-rutuk gelisah meniru klakson yang bersahutan di sore Senayan

Padat dan berjejal dan terburu dan parau dan berisik sebab maghrib segera tiba.

Padahal rumah masih jauh diseberang pulau

Dijebak yang fana dan yang riil

Sementara

Soto Betawi tadi pagi segera basi

Aku hanya ingin mengecup sore segera mungkin dari balik senja itu

Sunsetmu, suara dan pasi wajahku
Mengerang paling panjang dalam ejakulasi paling rindu
(dalam goal paling lesak ke gawang Philippines)

Padahal rumah masih jauh diseberang pulau

Dijebak yang fana dan yang riil

Dan

Merayakanlah kita

 

Jakarta dini hari, 11-06-24

Ditulis: Fanni Indra Pratama

 


 


Senin, 03 Juni 2024

Selamat Ulang Tahun

Heey, Liverpool, sudah lama aku tidak menulis untukmu. Mungkin dengan tulisan ini kita bakal jadi lebih dekat.. 

Apakah dirimu sudah mulai berubah, berharap cemas tak terulang, hari-hari menyebalkan yang terus datang, dan obrolan tentangmu yang tak pernah hilang.

Setiap pertandingan kamu pasti memiliki cerita, kegembiraan atau tangisan yang akan terus ada, tidak bisa menghilangkan pemikiran jika dirimu adalah rumah. Tempat banyak orang untuk pulang, bertemu dengan kawan lama, tertawa, bahagia dan bersama tanpa adanya beban.

Dengan istirahat liga saat ini membuat kebingungan, macam romusha tanpa adanya hiburan semata, video-video lama terkadang menjadi alprazolam tiap harinya, gumpalan pikiran yang menjadi alasan anggur yang diteguk tiap malamnya. 

Hari ditulisnya bacaan ini ketika dirimu telah bertambah umur, sebuah klub pelabuhan yang menjadi pemberhentian terakhir dari semua kesibukan yang ada, menjadi tempat 90 menit untuk dipaksa menangis atau bergembira. Rasa cinta ini kami berikan tanpa henti, warna merah yang tidak berganti, dan Liverpool sampai berjumpa dikemudian hari.

Liverpool memang tidak menjanjikan surga, namun seperti agama, ia memberikan jalan keluarnya dari keresahan di dunia..



Ditulis: Fanni Indra Pratama

Minggu, 26 Mei 2024

Melawan Keterbatasan walau sedikit kemungkinan

Tentu saja aku merindukannya

Senyum dalam percakapan lama tak bertemu

Ketawa kecil dalam riang yang membuatku kagum

Dalam beberapa waktu kenang setelah the rain was bad

 

Apakah kamu mau siap-siap kujemput

Pada percakapan yang kunikmati jalan-jalan gelap

Tidak ada yang berubah

Hanya suasana yang saja yang berbeda

Bukankah yang berlalu diam-diam lebih enak seperti itu

Dalam diam yang tak pernah tersampaikan

Dan good luck good luck deh yang sedikit malu dan lowong belaka

 

Apakah semuanya cukup?

In fact, kamu bisa stay lebih lama dan kita bisa lebih banyak ngobrol

In fact, kita tidak punya apapun yang bisa dibicarakan selain Pantai sore menuju senja

 

Ya, gitu deh

Semoga kamu tahu

 


Ditulis: Fanni Indra Pratama

Kamis, 23 Mei 2024

Penghujung bulan penuh berkat

 

Ikan dan si ayam
Menerima nasib dilahirkan
Pada puluhan abad yang lalu
Pada tahun-tahun yang berdempetan
Dan simbol-simbol yang bersebelahan

Si ikan akan menelusuri lautan paling
Dalam di jiwanya sendiri
Si ayam terjaga dalam subuh pagi
Yang masih membiru
Bulan mei ialah bulan yang terang
Berpijar seperti kandilion yang
Tak pernah padam
Atau pun surut dari goda-goda
Hingar bingar bianglala di pasar malam

Si ayam menjaga si ikan
Sebagaimana persaudaraan
Diikat di sebatang pohon cinta paling kekal
Begitu pula sebaliknya
Sebab kata bapak dan ibu,
Cuma ketulusanlah
Yang membikin syukur terus dinyalakan

Beruntunglah ikan
Si ayam adalah
Pengembara dengan sayang
Paling malu-malu
(juga) beruntunglah ayam
Si ikan adalah syair
Dari doa-doa padang pasir
Atau kau boleh menyebut juga
Air di teruk nasib hari esok

Mei, Mei, Mei
Bulan yang baik tidak pernah
Satu kali saja ingkar
Kata mereka di sebuah percakapan
Penuh lika liku

Di rahim milkyway
Dunia yang luas
Beranak segala nasib
Dari bintang redup yang bercumbu
Kelelahan
( blarblarblar..)

Ayam dan ikan ini
Sepertinya suka bersyukur dari balik
Puisi atau sajak romantis
Sebagaimana setiap narasi
Yang tiap kali datang
Kepadamu ketika duduk-duduk 
Santai di bawah pohon kelapa
Siang-siang hari

Mei, Mei, Mei
Kepada nasib baiklah kita bersender
Menggelayutkan hari baik di sebalik obrolan Pendek



P.S: Tulisan ini merupakan kolaborasiku dengan Adikku sebagai ucapan maturnuwun kepada Bulan Mei yang memungkinkan kami merayakan banyak hal dengan kedekatan yang begitu itu. Dan tentu, karena kesibukanku dan adiku, tulisan ini baru sempat dipos pada penghujung Mei. Semoga kamu suka.


Ditulis: Fanni Indra Pratama & Bella Indah Permata Sari 

Kamis, 16 Mei 2024

Manusia paling keren setongkrongan Anggut

16 Mei 2024, jam 1 lebih 15 menit, Kabupaten Lebong, Bengkulu.

Ntah apa yang membuat aku masih terjaga di malam yang dingin ini, grup percakapan pekerjaan akhirnya berhenti berdentang, tapi rasa kantuk belum juga datang, akhirnya aku membaca apa yang apa yang pernah aku tuliskan.

Membaca tulisan lama, rasanya seperti menyelami diri aku sendiri, rasanya aku yang sekarang, begitu berbeda dengan yang dulu. Aku yang dulu rasanya punya keseruannya sendiri, walaupun mungkin untuk orang lain tidak seru sama sekali, dan ternyata aku menulis dari hal-hal sederhana sampai pikiran gilaku, dari kecerian masa kecil sampai kegalauan tentang cinta.

Aku yang dulu, rasanya memang bukan aku yang sekarang, ntahlah kemana dia, sudah hilang dan tenggelam ditelan bumi. Waktu cepat sekali berlalu yah, akan jadi seperti apa aku yang sekarang?

Ya, tetap jadi manusia paling keren setongkrongan Anggut. Tentunya. 

Ditulis: Fanni Indra Pratama


Sabtu, 11 Mei 2024

Menciummu pelan-pelan

Sayangku, 

Sore ini mas memandang fotomu
Tidak perlu bicara
Mari mas peluk lama-lama
langit-langit kamar dan di mana kita
Mas peluk erat-erat
Rambutmu yang gelombang
Enak lihat dipandang
Mana keningmu?
Mas ingin menciumnya
Jangan bibir
Nanti dulu
Kita masih jauh dari panas
jangan ke bawah-bawah, belum perlu

"Ah, yang bener?"
Katamu

Mari bicara tentang kita
Apa yang membuatmu yakin ke mas?
Apa yang membuatmu jatuh cinta ke mas?
Apa yang membuatmu yakin kalo mas jadi pelabuhan terakhirmu?
Dan apa yang membuatmu bisa mencintai mas secara tulus tanpa sebab?
Apa sayang?
Apa?

Obrolan semakin panas
Sekarang mas mau mencium bibirmu
Mencium dengan perasaan
Pelan-pelan
Hingga mata tertutup
Dan kembali buka dalam cinta yang panjang
Suka?

Sekarang kita tidur
sampai pagi menjelang
sampai siang sore kemudian
sampai dunia ini sepi hunian
Sampai kecup kening tanpa batas

Baru deh
Kita bangun dan boleh bertanya
Apakah ini mimpi?
hhehehe



Ditulis: Fanni Indra Pratama



Minggu, 05 Mei 2024

Persahabatan membuktikan kalau hidup baik-baik saja walau tanpa cinta

Bung, terkadang hidup selalu penuh dengan teka-teki yang tak pernah kita duga sebelumnya. Tak pernah ada yang menyangka semua yang telah terjadi pada pertemanan kita sekarang. Seorang asing yang datang begitu saja tanpa terencana, orang asing yang dulu tak pernah aku kenal sama sekali, namun tiba-tiba kini selalu berarti. Seperti cinta, kamu tidak akan pernah berencana tentang sebuah persahabatan.

Singkat cerita, awal kedatanganku di Kabupaten kecil (Lebong) kamu menemani ku mencari kosan untuk tinggal sementara di kabupaten ini. Kamu banyak membantuku. Kabupaten yang sebelumnya belum pernah ku kunjungi. Aku banyak Terima kasih ke kamu, tanpa kamu mungkin aku orang bodoh yang tak tahu tentang Kabupaten Lebong. Seminggu sekali aku berkunjung ke tempatmu yang jaraknya 20km dari tempatku ngekos. Kita bercerita tentang keluh kesah kita masing-masing dan sampai puncaknya kamu menceritakan tentang kelanjutan hidupmu (menikah) dengan wanita yg kamu bener-bener mencintainya. Senang mendengarnya. 

Terkadang aku mikir, bung, diperjalanan hidup, kita akan banyak ketemu orang-orang yang enggak akan pernah kita sangka. Aku engga nyangka kita bisa ketemu lagi di kabupaten asing ini. Mungkin itu yang namanya persahabatan selalu bisa bertahan lebih lama, bahkan melebihi kisah cinta. Persahabatan kadang memang tanpa ada tujuan yg jelas, tetapi indahnya persahabatan adalah kita bisa memilih orang asing yang tidak pernah kita kenal sebelumnya untuk menjadi keluarga.

Tulisan ini untukmu bung, teruntuk sahabatku. Berbahagialah.

Engga usah bilang Terima kasihlah, males banget hahaha


Ditulis: Manusia paling keren setongkrongan Anggut. 


Sabtu, 27 April 2024

Sampai jadi debu

Engga bosan-bosannya mas menulis untukmu, tulisan penuh rindu untuk dirimu di sana. Tulisan ini sedikit berbeda dari biasanya. Tulisan untuk istriku di masa depan (berharapnya itu kamu, Felia) Ini mas menulis untuk kamu yang akan menemani mas sampai maut menjemput. Mungkin akan diingat lagi puluhan tahun kedepan. Untukmu, Felia, yang akan menjadi teman hidup mas sampai selamanya.

***
Sudah berapa lama kita hidup bersama? Dua puluh, empat puluh, atau sudah berapa puluh lagi yang tak mas ingat. Sudah berapa pertengkaran yang sudah kita selesaikan? Sehingga tangis dan amarahmu sampai tak bisa menenangkan badai-badai yang datang silih berganti. Akar mas tak cukup kuat, hati mas tak cukup kokoh, tenang mas tak cukup meneduhkan. Tapi mas tidak perlu khawatir, selama disebelah ada kamu, Istriku.

Berangkat pagi, pulang disaat gelap sampai lelah ini bosan hinggap, tapi kita gembira saja, happy aja, toh itu semua demi anak-anak kita. Ya, tentu kamu juga tahu, anak kita yang besar sudah mau menikah, sedangkan si bungsu sebentar lagi lulus kuliah. Betapa cepat waktu berlalu, dari dulu mereka masih bau bayi, hingga kini kaki mereka sudah cukup kuat untuk berpijak di bumi yang tidak sehat ini. Mereka berjalan dan menentukan langkah masing-masing untuk mencari apa yang mereka pengen. Itu semua juga karena bimbinganmu, Istriku. 

Saat mas merasa capek dan badan mas sudah tidak kuat, pasti ada drama di keluarga kecil kita, kamu selalu menjadi objek frustasi mas. Marahan, cuek, hingga mas tak sadar mendiamkanmu untuk waktu yang lama. Iya, kamu semua yang menanggungnya, dengan batin sekuat baja, dengan tegar yang tak terpatahkan, dan dengan bakat aktingmu untuk berpura-pura tangguh, Istriku.

Senyummu itu, kurasa yang menjadi kompas kita, saat kapal ini mulai goyah dan kehilangan arah. Kekuatanmu adalah kemudi, dan sabarmu adalah janji dimana semua impian kita akan dan pasti bermuara. Do'amu adalah tiupan angin yang kuat dan menenangkan. Nafasmu itu berkat, yang telah Tuhan anugerahkan untuk mas dan kedua anak kita.

Tak ada kata sakit untukmu. Kamu tahan jahitan-jahitan sisa melahirkan, pernah sesekali kamu rubuh tapi dengan semangatmu berhasil kamu matikan semua sakit itu. Saat mas tergolek, maupun saat mas sakit, kamu selalu merawat mas dengan baik dan berjuang sendiri melawan apa yang nyata dan menyakitkan.

Umpatan cacian, gosip murahan teman dan sanak saudara, hingga perkataan yang menyakitkanmu, kamu telan semuanya bulat-bulat. Agar kapal ini masih punya kemampuan untuk bersandar. Benar begitukan, Istriku?

(Mas usap air mata yang tak henti mengalir ini, lalu lanjut menulis)

Tenanglah, tidak usah khawatir. Kamu juga tahu, kapal ini telah bersandar dan bertemu akhir petualangannya. Anak-anak sudah besar, dan mas yakin mereka bisa menjagamu dengan baik, dengan itu mas juga sudah bisa tenang.

Mas harap air matamu yang turun ke pipi itu tak jatuh lagi, mas harap jangan ada kesedihan lagi di antara kita. Ya, sudah cukup, Istriku. Kain kafan mas sebentar lagi akan bersatu dengan tanah, di mana manusia pertama kali diciptakan dari tanah, harus kembali ke tanah. Dan juga petualangan kita akan berakhir sebentar lagi.

Wajahmu tenang seperti biasanya, namun senyum itu terlihat sedikit pucat. Tersenyumlah, sayangku. Kamu tidak perlu khawatir, mas akan baik-baik saja di sini. Tidak perlu cemas, ada malaikat yang jagain mas di sini. Sekarang waktu yang tepat untuk pamitan ke kamu. Tugas mas sudah cukup sampai disini.

Oh, Aku punya satu permintaan terakhir:
Mas beharap, ketika mas telah dikuburkan tolong sampaikan pesan ini sama anak-anak kita, "Halo, Noah dan Near, saat kamu membaca surat ini bapak berharap kamu dalam keadaan baik. Bapak ada satu pesan untukmu dan adikmu, Near. Pesan bapak jangan pernah kamu sakiti ibumu, sayangi ibumu, penuhi janji-janji kamu sama ibu, jaga ibu baik-baik, jaga hatinya, jaga cintanya, jaga impiannya, trus berjuang sama ibu untuk menyelesaikan mimpi ibu yang belum terselesaikan. Dan kamu, Noah, kamu anak pertama, cowok, kamu punya tanggung jawab yang besar untuk menggantikan bapak di keluarga ini. Sekali lagi, jagain ibu dan adikmu ya. Bapak percaya sama kamu, itu saja pesan, bapak. Karna bapak orang pertama yang akan nanya ini ke dalam mimpimu, kalau kamu sampai menyakiti ibumu dan adikmu."

***

Felia, sayangku, badai-badai sudah mereda, tangismu tak lagi diperlukan, kapal ini sudah bersandar dan takkan lagi berlayar.

Sampai jumpa lagi, istriku. Mas akan selalu mencintaimu, selalu begitu.

Mas, pamit.



Ditulis: Fanni Indra Pratama

Kamis, 18 April 2024

Untuk Felia, supaya kamu lebih kenal mas


Maaf, baru bisa membalas tulisanmu. Mungkin tulisan ini sedikit lebih panjang dari biasanya. Mas bingung memulai dari mana. Mas berharap kamu menemukan waktu untuk membacanya. 

Sayang, subuh yang masih membiru mas menulis surat pada dirimu yang kemarin menangis. Mas lihat dari pagi suasana di kabupaten ini masih dingin, orang baru mulai bekerja matanya sayu, dan para kekasih di kota merindu ciuman paling panas sepanjang dingin.

Sayang, coba bayangkan. Pejamkan matamu yang masih merah bekas nangis semalam. Bayangkan bila kita jadi satu di antara kekasih itu atau jadi orang pekerja yang tak bisa merintih kedinginan. Apa masih bisa kita melawan perbedaan keyakinan satu sama lain yang membuat kebingungan di antara kita?

Bisa, ya? BISA!!! 

***

Sayang, akhirnya mas sadar, semua yang mas tahu, semua keindahan yang mas tulis engga ada apa-apanya sama seorang, kamu, Felia. 

Mas, sayang kamu, sayang banget. Bertahun-tahun mas kira yang paling mas cintai di dunia yang tidak adil ini adalah tulisan-tulisan pujangga tentang cinta dan kerinduan. Bertahun-tahun mas kira hal paling indah di dunia tidak adil ini adalah cinta yang tertulis di sejarah roman dan puisi apalah itu yang udah berkali-kali mas baca. 

Engga tahunya bukanlah itu semua. Semua engga ada apa-apanya kalau ada kamu, kalau selalu ada kamu dalam diri mas. 

Hari demi hari, minggu demi minggu, mas selalu memikirkan tentang hubungan kita, tentang perbedaan yang sulit untuk disatukan. 

Kisah cinta kita memang begitu rumit, sayang, banyak halangan dan perbedaan yang membuat kita mikir "hubungan ini mau dibawa kemana?" 

Tapi mas selalu mengusahakannya dengan segala yang mas bisa buat. Supaya kita bisa bertahan mengahadapi cobaan yang selalu datang kapan saja dan hubungan kita berjalan baik seperti yang kita harapkan. 

Mas, yakin, kita bisa menjalaninya, menjalaninya dengan baik, karna kita dua insan manusia yang telah ditakdirkan untuk disatukan. Mas akan sangat nyaman menjalaninya. 

Felia, mas selalu serius jika ingin memulai suatu hubungan, mas tidak akan pernah main-main, mungkin mas kuno atau apalah. Tetapi persis seperti yang kamu bilang, seperti komitmen kita terhadap hubungan ini, kita akan menjalaninya dengan sama-sama berniat baik dengan tujuan ke arah yang selanjutnya. Tidak akan main-main, apalagi di usia mas sekarang. 

Mas pernah bilang ke kamu, tentang segala keyakinan cinta bahwa kamu yang akan jadi pelabuhan terakhir mas, kamu yang jadi cinta terakhir untuk mas, dan kamu juga jadi tempat terakhir hati untuk mas menetap selamanya. Semuanya begitu indah, semua begitu aman dan nyaman. 

Sayang, perlu kamu ketahui kita hidup di dunia yang membuat kita tidak nyaman, dunia yang menyebalkan, dunia yang lebih mementingkan yang terlihat dari luar daripada apa yang terdalam yang kita rasakan. Kita harus sabar ya, harus kuat, persetan dengan mereka yang ada di luar sana. 

***

Saat ini mas tidak bisa memaksamu untuk pindah ke keyakinan mas. Mas tidak bisa mencintaimu dengan secara egois yang hanya mementingkan kehendak mas. Tidak bisa. Untuk mas pribadi, ini bukanlah cara seseorang laki-laki mencintai seorang perempuan dengan benar, ini bukan cara mas mencintai seorang Felia dengan benar. 

Kini mas mencintai kamu karena kamu adalah jawaban dari segala masalah, jawaban dari dogma seorang laki-laki di atas umur 25 tahun. Mas yakin kita menemukan jalan keluarnya, mas yakin kita menemukan hal baik. 

Sekarang mas bahagia karena itu, karena ada kamu setiap malam yang menemani mas ngobrol, yang siap mendengar cerita dan siap selalu ada. 

Mas tidak mau mencintai kamu dengan secara terpaksa, mencintai demi sesaat, mencintai hanya demi alasan tertentu. 

Karena selayaknya cinta awal dari segalanya, bukan alasan tertentu dari segalanya. 

Mas ingat ada satu kutipan dari Gubenur Jawa Barat, Bapak Ridwan Kamil, "Kalau kamu mencintai perempuan dengan rasa cinta itu sendiri, kamu akan mencintainya dengan seluruh jiwa ragamu, bahagiamu, susahmu, hidup dan matimu semua untuk cintamu."

Kutipan itu menjadi pedoman mas untuk menjalani hubungan ini. 

Mas ingin mencintai kamu, karena mas mencintai kamu dengan apapun yang mas bisa. Bukan karena mas menegosiasikan diri mas sendiri kepada cinta itu sendiri. Itu bukan mencintai, tapi mencari tempat yang lebih baik demi diri sendiri.

Sekarang kita sedang jauh. Kamu ada di sana dan mas ada di sini. Sebaiknya di sini dan di sana tetap menjadi di sini dan di sana. Sebab di mana-mana kita ini sama. Yang beda cuma jarak dan cara kita memandang istilah-istilah baru dan pengalaman-pengalaman baru. Seperti sudah mas bilang di awal tulisan ini: Mas tak tahu apa kamu akan suka dengan tulisan tentang waktu. Tentang mas dan dirimu yang kian bingung dengan situasi ini. Mas akrab dengan buku, kamu akrab dengan buku. Mas akrab dengan ekonomi makro, bisnis dan manajemen. Kamu akrab dengan menganalisis perilaku dan fungsi mental manusia, yang nyaris tak pernah mas sentuh di kelas kuliah dulu. Tak ada yang hilang dari waktu-waktu yang terus dititi, tapi ada hal baru yang terus muncul dan yang lama kita singkiri pelan-pelan. Pelan-pelan tapi pasti. Pengalaman cuma soal waktu dan cara kita menghayatinya, tentang bagaimana kita meresap dan menjalaninya. 

Jam malam menjadi malam paling akrab buat kita berdua, sering mengabari, kadang kamu bilang soal banyaknya tekanan dan bahwa hidup ini terjal sekali. Mas tak bisa menjawab, mas bungkam. Biar nanti kamu tahu sendiri saja, bahwa yang seperti itu pasti hilang sendiri.

Yaudah, tulisan ini udah terlalu panjang untuk dibaca, mas takutnya kamu bosen. Mas berharap dari hubungan ini segera menemukan jalan keluarnya, jalan yang baik, jalan yang diharapkan untuk berdua. 

Semoga mas dan kamu tetap sama-sama terus. Sama-sama saling percaya satu sama lain. Walaupun mas sendiri pengen dingertiin juga.




Ditulis: Fanni Indra Pratama





Kamis, 04 April 2024

Do'a ibu sepanjang jalan

Ia tidak mendengar namun mengerti. Tentang anaknya yang gagal di sebrang do'a. Do'a yang lirih, yang sendiri, yang diam tapi tidak pernah yang terbata-bata. Kata-kata dirapal cekatan seperti tangannya gesit menata lemari, menyetrika baju, dan menguleni adonan roti. Anaknya sering pulang tanpa bicara apa-apa kesusahan yang datang melulu saban hari. Kadang perutnya kosong, lain hari giliran dompetnya tanpa isi.

Si anak membuka pintu rumah. Pulang lagi dari perjalanannya yang belum kemanapun. Ia tau aroma roti sedang menguning dalam oven. Perutnya tak kosong sebentar lagi. Roti diangkat, anaknya tersenyum. Ibu melihat, ikut tersenyum.

Berilah kami rezeki hari ini. Do'anya kemarin, hari ini, dan besok.

Selamat ulang tahun, Bu.


Ditulis: Fanni Indra Pratama



Selasa, 02 April 2024

Kesepian di antara kegelisahan


Sore itu di bawah langit merah sebelum menjelang waktu berbuka puasa, sebuah pesan singkat masuk ke dalam handphone ku. 

"Fan, kau pulang kerja ada waktu ga? Aku butuh cerita nih.." isi pesan singkat dari seorang teman yang ingin bertemu.

Sebenarnya bukan hal yang luar biasa, mengingat kami sudah sering berjumpa setelah pulang kerja. Kadang sambil makan nasi goreng pinggir jalan dekat kosan. 

Sore itu kami menyepakati sebuah tempat ngopi di kawasan pegunungan Lebong atas. Temenku sampai duluan. Sudah menggelar Marlboro Mild dan Long Black favoritnya.

Malam itu aku hanya memesan segelas Kopi Susu sambil menguyah permen karet, maklum di kosan tadi sudah buka puasa dan makan makanan yang berat.

 "Aku abis ngewe nih…" katanya dengan menggantung dan ragu-ragu. Sebuah topik pembuka yang kurasa cukup awkward bagaimana untuk menyikapinya. Ada hening yang cukup lama setelah itu. Aku pura-pura mengecek handphone, padahal tidak ada apa-apa hanya awkward saja.

"Sama perek, aku bayar 500…" jawabnya setelah aku tanya dengan siapa, dan berapa tarifnya sambil ketawa-ketawa. Nampaknya ia sedang tidak baik-baik saja.

"Aku takut dosa. Takut itu perek hamil. Takut kena sipilis…." sambungnya.

Memang setau ku, sudah tiga tahun belakang temanku ini tidak menjalin hubungan dengan perempuan, biasa disebut pacaran. Paling hanya ada beberapa teman kencan, atau teman perempuan yang bisa diajak nonton film di bioskop. Tidak ada hubungan lebih dari itu.

"Kenapa?…" tanyaku. Penasaran saja.

Temanku itu diam. Cukup lama.

Setelah beberapa kali hembusan asap rokok, beberapa seruputan kopi hitamnya, ia berkata ;

"Kayaknya aku kesepian. Aku pengen ngerasain lagi gimana rasanya disayang sama perempuan…."

Lalu aku sambung pertanyaan "Terus kenapa mesti ngewe? kenapa sama perek?" tanyaku waktu itu dengan bahasa yang rasanya kurang sopan.

"Ya terus gimana? Sumpah. Awalnya niat aku cuma ngajak jalan aja itu cewe. Kebawa suasana, akhirnya ya ngewe…takut beneran" jawabnya.

Temanku ini sebenarnya bukan termaksud dalam kaum yang tuna asmara. Ia punya beberapa teman perempuan. Tapi ya itu, hanya sebatas hubungan teman kencan.

Yang menjadi perhatianku adalah bagaimana pengakuannya bahwa ia merasa kesepian. Menurutku agak mengagetkan. Keluarganya setau ku baik-baik saja, teman banyak hampir di setiap tempat tongkrongan. Yang kurang menurutku ya hanya pasangan.

Kehidupan di sini yang penuh tekanan, entah akibat pekerjaan sampai kondisi jalanan yang sangat ngehe, bisa membawa pergeseran mental tersendiri bagi para penghuninya. Pergaulannya juga. Mau sebatas nongkrong haha-hihi, sampai pada kehidupan yang Bronx, semua ada. Segala macam bentuk kesenangan, mau yang secara terang-terangan ataupun diam-diam, semua ada di di sini. Tergantung kebutuhan tiap orangnya.

Memang menurutku, prostitusi atau segala macam bentuk jasa perempuan bayaran ini adalah jalan yang cukup pintas, murah, dan mudah untuk kaum lelaki kesepian menghindari malam agar tidak kedinginan, tidak sendirian. Meregangkan otot-otot dan otak yang tegang, agar dapat semalam saja tidur dengan nyenyak.

Mereka menyediakan berbagai macam bentuk wajah, berbagai macam bentuk layanan, yang bisa ditukar hanya dengan menggunakan uang. Bandingkan apabila ingin mendekati perempuan secara serius dan benar, berapa banyak waktu, berapa banyak effort yang dikeluarkan. Belum tentu hasilnya sesuai apa yang kita rencanakan. Masih ada kemungkinan penolakan, atau setidaknya hanya menjadi teman.

Bukan berarti maksudku mendekati perempuan yang baik dan benar itu menyusahkan. Bukan. Yang aku soroti adalah bagaimana cinta satu malam yang lebih pasti dan birahi, yang bisa didapatkan lewat beberapa ratus ribu rupiah lewat layanan prostitusi.

Memang kesepian ini adalah perkara yang tricky menurutku. Kadang ia menjadi bahan candaan, tapi kalau sudah serius, ya salah satu jalan keluarnya adalah dengan apa yang teman saya pilih ini, yaitu prostitusi.

Mungkin karena pengaruh media sosial juga, atau media-media lain yang sering memberikan image betapa menyenangkannya hidup bila berpasangan. Ya, tapi memang ada beberapa orang yang belum berada dalam posisi itu, jadi secara tidak langsung memengaruhi pola pikir seseorang. Menjadikannya merasa seperti kesepian. Padahal nyatanya, siapa yang tahu?

Aku sama sekali tidak menyalahkan keputusan yang temanku ambil. Aku selalu percaya, setiap tindakan itu ada alasannya, dan setiap orang sudah sepatutnya bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat.

Yang menjadi perhatian memang perkara kesepian itu.

Beruntung buatku, menulis dan ngobrol dengan beberapa teman maupun orang yang baru dikenal adalah sarana paling ampuh untuk bisa berdamai dengan kesepian.

Prostitusi, mungkin adalah cara yang ingin temanku ambil untuk melerai kesepiannya.

Menuliskan setiap kegelisahannya diatas ranjang cinta.

"Nyesel banget. Muka tuh cewe, suaranya pas dikamar, bau parfumnya. Masih aku inget sampe sekarang…." katanya sambil menyalakan sebatang Marlboro lagi.

 

 

Lebong, 02 Maret 2024

Lebong sering hujan akhir-akhir ini.


Ditulis: Fanni Indra Pratama