SOCIAL MEDIA

Minggu, 28 Januari 2024

Di kabupaten ini aku menantimu

Itulah kenapa aku menulis. Kamu tahu, supaya banyak hal tak segera menguap, tak segera hilang, begitu hal-hal kecil pergi, kita akan kehilangan hal-hal besar, dan hal-hal besar biasanya sering berkhianat atau kamu khianati dahulu, secara diam-diam dan pelan.

Sudah tiga bulan aku menetap di sini dan aku belum sungguh-sungguh mencintai Lebong, belum, sampai aku kembali lagi dengan perasaan yang lain, yaitu perasaan yang kubawa pada kabupaten ini sekarang. Perasaan yang kamu tanam pelan, sepelan becak yang dikayuh pak tua di depan rumah Bunga Karno
Kamu tahu, musim hujan adalah cara tuhan menyentuh jarimu dengan air, menyentuhkan aku dan kamu dalam sebaskom penuh anggur putih. Dan..

Sabar, sayang. Musim hujan masih lama, menetaplah di sini, di ruang hati yang dalam, seperti kangen tak kenal waktu, kangen itulah, yang merasuk sampai ke tulang-tulang, dan pelukan. Pelukan itu, belum kita miliki penuh-penuh.

Sayang, di kabupaten ini aku menantimu. Datanglah dengan pikiran dan hati yang lengkap, saat itu tiba, aku akan benar-benar meyakinimu. Meyakinimu. Sungguh-sungguh.



Ditulis: Fanni Indra Pratama

Sabtu, 06 Januari 2024

Aku pulang


Kawan, kepada siapa 

Kita mesti menyerahkan harapan?

Pada diri kita atau burung-burung yang berterbangan di bawah langit tuhan?

Kawan, kepada siapa kita mesti pulang?

Pada obrolan dini hari atau

Titik-titik jauh

Atau awan hitam di kota sebrang?

 

Kepulangan adalah mantra 

Bagi kita yang tlah lama menunggu 

Menanti kenangan untuk diputar,

Diulang,

Diketawai sampai haru

Kepada jalan-jalan sepi

Kita menggantungkan mimpi-mimpi sampai pagi

 

Di rumahmu kelak, kawan 

Akan kita suguh gorengan-gorengan

Singkong, tahu bacem, tempe-tempe,

Lengkap dengan cabe ijo yang

Kau tangisi kemarin sore

 

Kawan, di Kota kita yang serba terbatas ini 

Di setiap jejak tangan

Di dinding-dinding putih tangga sebelah

Kita tak akan pernah lagi nemu

Ciuman muda-mudi waktu datang malam minggu

Atau gerak-gerik kucing kampung

Yang awas matanya

Curiga pada Jayak, pada Petong,

Pada Tuhan, dan rindu-rindu rawan

 

Kawan, aku pulang 

Hanya sementara


Ditulis: Fanni Indra Pratama

Senin, 01 Januari 2024

Malam penuh bintang di kota Lebong

Di malam tahun baru
Ada kembang api
Ada bintang-bintang
Dalam diriku dan pikiranmu
Yang kusebut sedetik sebelum
Tahun berganti

Di satu momen itu, sayang
Aku coba hentikan waktu
Di sekat-sekat antara
Tangis dan tawa
Antara langit gelap dan bulan purnama
Antara masa lalu dan masa depannya

Di matamu juga
Ada pantulan cahaya
Di dahimu, di bibirmu
Ku cium pelan-pelan
Dan kuhentikan waktu

Selamat tahun baru, sayang
Semua orang memanggul tahun yang berat
Supaya tahun besok mereka lebih kuat
Berharap juga seperti mu
Kutuliskan puisi dari jauh 
Izinkan aku menciummu sekali lagi




Lebong, 01 Januari 2024

Ditulis: Fanni Indra Pratama