SOCIAL MEDIA

Kamis, 28 November 2024

Aku sadar ternyata aku tidak sekuat yang aku pikirkan dalam menghadapi dunia yang tidak pernah aku suka


Aku bingung kalimat apa yang mau di awali menulis tentangmu. Coba ku ingat terakhir nulis tentangmu mungkin pada saat aku masih ngekost di Kabupaten Lebong. Lumayan lama juga ya? Eh engga deh, aku baru ingat. Ulang tahunmu aku menulis tentangmu hehehe maaf ya seng aku sering lupa. 

Oke seng, langsung aja ya. Ada yang ingin aku sampaikan sesuatu ke kamu, tentang hubungan kita. Ini semua jujur dari aku. Ini semua untuk kamu, engga ada yang lain.

Seminggu terakhir ini aku merasakan galau yang luar biasa. Aku merasa kacau, aneh dan linglung. Itu semua disebabkan sifatmu yang akhir-akhir ini slow respon. Aku tidak tahu perubahan apa yang ada dalam dirimu. Kamu tau sendiri hidupku selalu ada kamu. Apa-apa ke kamu, semuanya ke kamu. Ketika kamu berubah sifat seperti itu aku merasa kesepian, merasa sendiri, merasa kehilangan. Aku merasakan yang tidak pernah aku rasakan dalam beberapa tahun terakhir ini. Sekali lagi, hidupku terlalu banyak kamu.

Malam tadi telfonan kita bahas semuanya. Kamu jelasin ke aku kenapa kamu bersikap seperti itu. Aku mendengar semuanya dan memahami kata perkata yang kamu jelasin. Sampai aku tahu di mana letak salahku. Setiap manusia pasti ada batas kesabarannya mungkin kamu sudah merasa di batas kesabaran untuk menghadapi sikapku yang super egois. Kamu terlalu baik, setiap aku marah selalu nenangin aku. Sampai kamu menahan amarah dan air mata ketika aku ngomong sesuatu yang tidak mengenakan. 

Aku minta maaf ya seng, selama ini aku mencintaimu dengan cara yang salah, dengan cara yang tidak aku suka, dengan cara yang bukan seseorang Fanni. Untukku, seorang laki-laki seharusnya mencintai apa adanya, menjaga hati dan perasaannya. Tapi nyatanya tidak, aku cuma bisa mencintaimu tapi tidak menjaga perasaanmu. Aku salah, aku brengsek, aku egois. Bodohnya aku tidak intropeksi diri. Itu kesalahanku. 

Aku ingin sekali membalik keadaan seperti awal kita jatuh cinta, saling sayang dan saling mengerti. Aku ingin mengubah sifatku yang batu ini. Aku ingin mencintaimu lagi. Seterusnya. Yang aku yakini sekarang cinta bukan tentang saling suka tapi bagaimana kita membuat cinta itu tulus, sabar tanpa sebab. Satu hal, Felia, kesabaran untuk mencintai itulah yang tidak ada dalam diriku sekarang. Aku terlalu memikirkan perasaan ku tanpa memikirkan kesabaranmu menghadapi caraku yang keras ini. Aku sadar ternyata aku tidak sekuat yang aku pikirkan dalam menghadapi dunia yang tidak pernah aku suka. Sekali lagi, Seng, aku ingin mencintaimu yang akan hidup bersamaku sehidup semati, sampai tua, sampai jadi debu. Seperti lagu sakral kita.

Hmmm aku bingung seng, mau nulis apalagi. Semuanya sudah aku sampaikan. Atau aku berhentikan saja tulisannya di sini? Hmmm tidak, aku harus menulis, sampai kapanpun terlebih ini untukmu. Lanjut, ya. 

Ada beberapa pertanyaan yang ingin ku sampaikan ke kamu

"kenapa kamu harus jadi orang yang bisa selalu lantang panggil aku sayang sedangkan aku selalu panggil kamu dengan kata seng?"

"Kenapa kamu harus jadi orang yang aku dulu baru lainnya sedangkan aku masih sering kelimpungan dengan rutin sampai lupa balas ucapan selamat malam."

"Kenapa kamu harus jadi orang yang selalu memprioritaskanku sedangkan aku setiap harinya cuma berpikir enaknya ngetweet dan ngetweet."

Felia, maaf aku bukanlah pacar yang sempurna dan bahkan seringkali mengecewakanmu, tapi aku akan berusaha membuatmu senang bahagia dan tidak membiarkanmu susah. Pepatah cina mengatakan dalam lautan kita tau, dalamnya cinta aku sama kamu kita engga tahu. Engga ada yang tahu sayang. Selama kita hidup, aku cuma ingin selalu berusaha kamu mengicip sedikit dari cinta yang indah itu, sebab kita tdak akan pernah sanggup menampungnya. Indah sekali, sangat indah. Aku pengen kita selalu berada disitu. Sedikit marah-marah banyak bahagianya. Semoga sepanjang waktu sampai maut memisahkan kita. 

I love you so much dan kamu akan tetap begitu sayangku. Makasih ya kamu sudah terlalu sabar ke aku. Kita sama- sama mengarungi ombak yang besar dihadapan kita nanti ya. Aku menulis ini saat sedang merindukanmu, mungkin saat kamu baca sudah berada di kota Makassar. Itu saja yang ingin aku sampaikan. Aku mencintaimu selalu.


Ditulis: Fanni Indra Pratama


Selasa, 26 November 2024

Membebaniku

Seminggu terakhir ini aku merasakan sakit, namun aku tidak tau sakitnya di bagian mana. Aku hanya merasa semua hal terasa menyakitkan dan aku tidak ingin berlarut di suasana itu.

Aku memilih untuk tetap melanjutkan hari-hariku, dengan segala kesibukanku, berharap semuanya berlalu dan sembuh dengan sendirinya.

Tepat seminggu lalu aku merasakan hidupku kosong yang penuh luka. Berat, sangat berat. Aku tidak tahu kemana harus berjalan. Pandanganku semuanya gelap, tidak ada satu cahaya pun yang menyinari perjalananku. 

Akhirnya aku memilih meninggalkan semua luka itu dibelakangku dan menghadapkan pandanganku ke depan, mendekatkan hatiku kepada Tuhanku, mencoba membangkitkan semangatku, menaikkan valueku, menuruti semua yang aku inginkan dan mengupayakan bahagiaku dengan caraku sendiri.


Sekalipun jauh di dalam lubuk hatiku, aku tidak tahu, apakah yang kulakukan ini tepat atau tidak.


Ditulis: Fanni Indra Pratama


Minggu, 17 November 2024

Hujan menjelang akhir tahun

Setiap sore hujan turun dalam tiga hari ini, merata di seluruh Bengkulu. Aku tidak membenci hujan, tapi hujan menjelang akhir tahun tidak terlalu aku suka. Dulu menjelang akhir tahun adalah musim di mana anak-anak bermain layangan, angin kencang, kondisi terbaik untuk terbang, tapi sekarang sudah berbeda.

Di Indonesia kita mengenal 2 musim, musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi karena ada cukup sinar matahari yang menaikan suhu permukaan, cukup hangat untuk menguapkan air laut, berkumpul menjadi awan, tertiup oleh angin, lalu jatuh sebagai hujan. Kalau musim kemarau, sebaliknya suhu permukaan cukup dingin, tidak cukup untuk menguapkan air di lautan.

Baiklah, sembari menunggu hujan reda, mari kita nikmati secangkir bandrek dan sepotong roti kukus, tapi tunggu, di sana ada potongan coklat, aku akan menyebunyikannya, menikmati manisnya pelan-pelan, hanya untukku… Ya.. Hanya untukku…



Ditulis: Fanni Indra Pratama



Senin, 11 November 2024

Kebohongan hidup

Sebenarnya hidup tuh harusnya simple ya? Bangun, sarapan, kerja, capek, tidur, bangun lagi.. Atau.. Sesimple lahir, jadi bayi lucu, lalu jadi anak kecil yang bahagia, terus jadi remaja idola, kemudian jadi dewasa panutan. Tua, lalu mati masuk surga..

Tapi kenyataannya engga gitu sih. Pasti ada aja yang terjadi, hal-hal yang tidak terduga. Hal-hal di luar rencana. Kadang ada hal yang membuat kita berpikir "Nih kayanya ada yang salah nih?", lalu mencoba menganalis hidup, seakan-akan hidup adalah sebab-akibat yang bisa diprediksi, padahal tidak pernah ada yang pasti dalam hidup ini, kecuali kematian dan ketidakpastian itu sendiri..

Halaah Ini apa coba, gegayaan banget kamu nulis kaya gini, Fan. Kek hidupnya paling susah aja.


Ditulis: Fanni Indra Pratama