SOCIAL MEDIA

Senin, 09 Desember 2024

Walau pedih ku bersamamu kali ini, ku masih ingin melihatmu esok hari


Bolehkah aku menulis janji di sini? Janji dari laki-laki dengan sifat keras kepalanya kepada wanita yang sedang mulai ragu rasa cintanya? Janji untuk tidak melakukan hal yang tidak disukai, tidak hanya untuk satu masalah, tapi juga untuk ribuan masalah yang akan datang silih berganti. Tidak hanya satu tindakan, tapi juga untuk ribuan tindakan di masa depan.

Aku sengaja menulis di sini, di ruang publik digital, di mana semua hal akan sulit untuk dihilangkan. Sengaja agar semua orang bisa membaca hal yang aku janjikan kepadamu. Akan selalu ada konsekuensi yang menakutkan untuk sebuah janji yang dituliskan di ruang publik digital seperti ini. Konsekuensi dari bacot netizen yang tajam dan tidak berperasaan. Jangankan membayangkan konsekuensi jika janji ini dilanggar, dan kamu mengunggahnya di media sosial, membayangkan apa yang akan dibacotkan netizen ketika tulisan ini dibagikan saja sudah takut. 

***

Aku tidak pernah membayangkan di tahun ini akan punya kisah cinta yang begitu berat. Tidak pernah sama sekali, bahkan aku tidak pernah menyiapkan apapun tentang ini.

Waktu aku bercerita tentang mengambil keputusan besar, rasanya aku sudah siap dengan segalanya. Aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Aku sadar waktu aku mengambil keputusan itu, masih ada masalah yang belum selesai, alih-alih berusaha menyelesaikannya, aku memilih untuk menganggap itu tidak ada. Itu sebuah tindakan yang bodoh.

Jika diingat, rasanya memang salah, tapi bagaimanapun, aku tidak bisa mengembalikan waktu, rasa sesal itu, biarlah jadi pelajaranku, untuk tidak seperti itu lagi.

Setelah pertengkaran hebat itu ada satu hal yang membuat perasaanku ganjal tentang hubungan kita. Setelah melewati masa-masa terberat dalam hubungan ini sikap dan keinginanmu sudah mulai berbeda. Tidak seperti dulu. Yang di mana kamu selalu excited banget tapi sekarang sudah tidak seperti dulu. Aku merasa ada keraguan dari cara kamu bersikap. 

Contoh kecil tiap pagi kita telponan sebelum ayam berkokok. Biasanya kalau aku yg nelfon kamu langsung angkat secepat mungkin tapi sekarang harus bunyi alarm dulu baru bisa bangun. Dan aku tanya kenapa seperti itu? Kamu bilang tidak bunyikan nada dering dan menurutku tidak masuk akal. Itu hanya sebagian saja. Aku hanya merasa kehilangan cara dia merespon.

Aku berupaya dan berusaha untuk merubah semua sifat keras ini untuk hubungan yang lebih baik. Aku ingin seperti fanni yang kamu kenal di bulan April. Dari amarah, emosi dan cara bersikap yang dulu sudah ku buang jauh-jauh. 

Hmmm tapi semakin aku ingin merubah semuanya kamu malah semakin slow respon, tidak seperti yang dulu. Bingung, dengan cara apa untuk meyakinkanmu. Apa semuanya yang sudah ku lakukan masih belum yakin? Ntahlah itu semua jawabannya ada di kamu. 

Selain mendo'akan orang tua ku, aku juga mendo'akan hubungan kita selesai shalat. Mungkin cara do'a kita berbeda tapi aku yakin doa kita akan didengarkan sang Pencipta. Aku pernah janji ke kamu, mungkin ini sudah berkali-kali ku bilang "engga ada satu haripun kamu merasa sedih bila bersamaku" Aku usahakan itu gimana pun caranya. 

Felia, aku tunggu kamu di rumah, di tempat di mana kita merasakan bener-bener jatuh cinta. Saat ini aku belum mengenali Felia. Felia yang aku mau bukan seperti ini. 

Felia sekarang adalah sosok yang membingungkan, pun begitu, akan aku kejar terus, beratnya, ringannya, senangnya serta sedihnya, juga dinginnya, adalah apa yang membuat seorang Felia, ya seorang Felia. 

Mungkin dia suka, mungkin juga engga, tapi yang penting, Felia saat ini, belum meminta aku untuk berhenti. Atas dasar sedikit kepercayaan dan Iman seadanya ini, aku berjalan. 

Seharusnya Felia engga tahu aku menulis ini. Aku juga enggak ada rencana mau kasih tau tulisan ini, tapi ya here I am. Karena galau dan bertanya - tanya, apa yang sebenarnya terjadi. 

Yang jika benar, apa yang terjadi di antara kita adalah benar adanya, dan kamu pun merasakan yang sama, tolong kasih tahu aku ya, tolongg. Aku engga kuat jatuh cinta sendirian, Fel. Aku pernah merasakan hal ini dan aku kalah. Melihatmu dari apa yang tampak oleh mata menghasilkan perasaan yang turun ke hati, lalu dari situ, aku harap, tidak kembali naik menjadi air mata. Aku akan usahakan hubungan ini, jika ada yang membuatmu tidak nyaman, mohon diberitahu.

Pulanglah Sayang, aku tunggu kamu. 


"Walau pedih ku bersamamu kali ini

Ku masih ingin melihatmu esok hari"

Hindia - Evaluasi


Ditulis: Fanni Indra Pratama


Tidak ada komentar :

Posting Komentar